Tahun ini merupakan tahun ketiga penyelenggaraan kontes foto dunia Dronestagram. Lebih dari 5.900 entri yang diikutsertakan dalam perlombaan ini dari 28 negara. Salah satu juri pada perlombaan ini, Patrick Witty yang juga merupakan Deputy Director of Photography untuk Digital di National Geographic mengungkapkan bahwa mengabadikan foto dengan drone termasuk sulit. "Kamu tidak akan tahu persis apa yang akan terlihat dari udara hingga kamu benar-benar menerbangkan drone," ungkapnya. "Fotografer tak hanya sekedar menjadi pilot saat menerbangkan drone tersebut. Tapi lebih dari itu, fotografer harus mampu menghasilkan sebuah foto yang bisa membawa pembaca untuk hadir ke tempat yang belum pernah terlihat sebelumnya lewat sudut pandang biasa," tambahnya. Drone menjadi salah satu alat fotografi terpenting saat ini untuk menghasilkan foto yang tak biasa. Drone memang kontroversial. Kehadirannya dikhawatrikan bisa menjadi alat untuk memata-matai suatu tempat bahkan bisa mendatangkan celaka, Drone juga memunculkan perdebatan sengit terutama soal keamanan di area-area vital seperti bandara dan kantor pemerintahan. Namun, perdebatan sengit itu dijawab dengan manis oleh para fotografer yang mampu menghadirkan manfaat lain bagi manusia, yakni menangkap gambaran sesuatu yang menarik dari udara. "Foto drone yang menarik adalah saat kamu bisa dengan mudah mengidentifikasi bahwa ini diambil dengan drone," ujar Guillaume Jaret, Kepala Pemasaran dan Pengembangan Dronestagram. "Misalnya pada saat terbang, fotografer bisa melihat target foto yang akan diabadikan. Jika fotografer tahu apa yang dicari untuk diabadikan, maka dengan mudah dia bisa mengambil kesimpulan. Ini tidak akan bisa diambil kalau tidak menggunakan drone," ungkapnya. Drone memang telah hadir untuk memudahkan para fotografer dan pengguna lain untuk menangkap apa yang tak bisa dilakukan sebelumnya dengan murah dan mudah. Berikut foto-foto pemenang Dronestagram 2016.