Minggu lalu, ratusan orang turun ke jalan di kota Uttar Pradesh di India untuk menanam 50 juta pohon dalam waktu 24 jam, untuk memecahkan rekor dunia.
Meskipun India menempati posisi enam dalam 10 kota dengan kualitas udara terburuk, negara dengan 1,25 miliyar penduduk itu bergerak maju untuk berusaha mengurangi perubahan iklim.
Tidak hanya karena mereka memiliki satu-satunya bandara yang 100 persen tenaganya berasal dari panas matahari, namun juga tenaga panas ini menjadi lebih murah dari batu bara di India.
Peningkatan kualitas udara dengann proyek penanaman 50 juta pohon itu ambisius, namun itu hanya bagian kecil dari mimpi India untu melawan perubahan iklim.
"Dunia sadar banyak usaha serius dibutuhkan untuk mengurangi mitigasi emisi karbon sebagai efek dari perubahan iklim global," ujar menteri Uttar Pradesh, Akhilesh Yadav, kepada relawan di kota Kannaui, 250 km dari ibukota Lucknow.
"Uttar Pradesh telah memulainya dalam kasus ini,"tambahnya.
Rekor Guinness World terbaru untuk penanaman pohon terbanyak dilakukan sehari sebelumnya di Pakistan, dengan penanaman pohon sebanyak 847,275 pohon. Meskipun Guinness World Record belum menghitung pencapaian terbaru India, namun aksi ini dapat dilakukan berkat 800,000 relawan yang turut ambil bagian di dalamnya.
"Kontribusi paling besar dari proyek penanaman pohon ini, di luar tokenisme, lebih fokus pada isu terbesarnya," ujar Anit Mukherjee dari Centre for Global Development. "Ini menarik kita pada isu-isu besar di India seperti polusi, penebangan hutan, dan penggunaan lahan."
Pemerintah India telah menyiapkan 6,2 miliyar dollar untuk penanaman pohon 15 tahun kedepan, meskipun penebangan hutan hanya mengambil peran kecil dalam jaringan gas emisi rumah kaca di India,
"Anda tidak bisa hanya menanam pohon," ujar Edward Parson, profesor hukum lingkungan di University of California. "Tentu saja menanam 50 juta pohon itu hebat, namun anda juga butuh untuk menghasilkan lahan untuk merawat dan melindungi mereka."