Nasionalisme Jadi Kata Kunci Pameran Koleksi Seni Rupa Istana

By , Selasa, 26 Juli 2016 | 10:00 WIB

Terdapat tiga sub kurasi dalam Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan yang akan diadakan di Galeri Nasional nanti sepanjang bulan Agustus 2016. Hal tersebut disampaikan oleh sang kurator Mikke Susanto dalam konferensi pers Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Indonesia di Gedung Utama Kementerian Seketariat Negara pada Senin (25/01/2016) ini.

"Ada sekitar tiga sub kurasi yang terkait dengan pameran ini, yang pertama adalah lukisan-lukisan yang terkait dengan potret para pelopor kemerdekaan, seperti Kartini, HOS Cokroaminoto, Sudirman, Dipanegara," jelas Miike.

Sub kurasi kedua sendiri terkait dengan peristiwa-peristiwa politik dan sosial-budaya masyarakat pada masa revolusi tahun 1940-1950. Kebanyakan lukisan menggambarkan perang, gerilyawan, dan pengungsi.

"Yang ketiga adalah sub kurasi kenusantaraan, yang menggambarkan Indonesia di mata pelukis pada tahun 1930-1970. Bagaimana Indonesia pada masa itu," katanya lagi.

Lukisan yang menurutnya paling penting dalam pameran ini adalah milik Diego Rivera yang berjudul 'Gadis Melayu dengan Bunga'. Lukisan ini masuk dalam sejarah seni dunia dan didapat Ir. Soekarno dari Presiden Meksiko.

Dalam pameran lukisan ini terdapat empat pelukis asing yang karyanya ditampilkan yaitu, Diego Rivera, Miguel Covarrubias, Walter Spies, dan Rudolf Bonnet.

"Karena sesuai instruksi dari Presiden dan Mensekneg untuk memperingati kemerdekaan Indonesia, saya memasukkan kata kunci Nasionalisme dan kemerdekaan dalam pameran ini. Sehingga judulnya 'Goresan Juang Kemerdekaan," ungkap Miike setelah konferensi pers dilakukan.

Sebagai kurator dalam pameran koleksi seni rupa istana ini, Miike memiliki lukisan-lukisan favoritnya sendiri, seperti lukisan yang dibuat oleh Raden Saleh (Penangkapan Pangeran Diponegoro), Henk Ngantung (Memanah), S. Sudjojono (Sekko, Kawan-kawan Revolusi), Diego Rivera (Gadis Melayu dengan Bunga).