Meski Bertubuh Kecil, Makhluk Ini Mungkin yang Paling Mematikan di Bumi

By , Jumat, 5 Agustus 2016 | 18:00 WIB

Kita seringkali mematikan nyamuk dengan tangan kita. Membasmi mereka dengan bom beracun lewat truk maupun pesawat. Kita bahkan mencoba memusnahkan habitat mereka hingga mengembangbiakan mereka sebagai eksperimen untuk menemukan DNA mereka.

Seperti yang kita tahu satu gigitan nyamuk mampu menghasilkan wabah penyakit yang brutal. Zika menjadi salah satu virus yang kini tengah mendapat perhatian lebih saat ini. Namun sadarkan kita bahwa malaria sendiri mampu membunuh 400.000 orang tiap tahunnya.

Pada masa kini, serangga yang lebih kecil dari ibu jari bisa jadi hal yang paling membahayakan di planet ini. Dan hingga kini, kita masih terus mencoba mengenyahkan mereka.

Beberapa nyamuk adalah vampir. Dari 3.500 spesies yang teridentifikasi oleh para peneliti, hanya beberapa ratus nyamuk yang mengkonsumsi darah manusia, termasuk Zika yang dibawa oleh Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Aedes aegypti yang kemudian paling berpotensi mematikan.

Seekor nyamuk mampu mengidentifikasi keberadaan darah dari keringat, nafas, dan kehangatan tubuh. Nyamuk menghisap darah sambil memasukkan liurnya yang bercampur dengan antikoagulan.

Ia akan mampu menghisap darah hingga dua kali lebih besar dari beban tubuhnya, memasukkan cairan, dan menahan nutrisi yang ia terima sebelum terbang lagi.

Para nyamuk pengisap darah biasanya betina. Hal tersebut dikarenakan nyamuk jantang hidup dari tumbuhan. Betina juga hidup dari tumbuhan, namun darah yang ia hisap diperuntukan untuk telur-telurnya.

Lalu muncul pertanyaan, mengapa sejumlah spesies nyamuk membawa atau menyebarkan penyakit, seperti nyamuk Aedes aegypti dengan membawa virus Zika atau Anopheles yang membawa parasit malaria.

Hal yang harus diperhatikan adalah pathogen terkandung dalam tubuh nyamuk itu. Bukan hal yang mudah bagi pathogen untuk dapat hidup.

Pathogen harus bertahan hidup dalam usus nyamuk dan terkena enzim yang terkandung di dalamnya. Mereka harus melalui liur nyamuk sebelum akhirnya masuk ke dalam tubuh korban saat nyamuk menghisap darah mereka.

"Ini seperti sebuah pertemuan langka dari sebuah evolusi yang memungkinkan hal-hal itu terjadi," ujar Karl Malamud-Roam, ilmuwan yang meneliti mengenai nyamuk di Rutgers University. "Sulit untuk menjadi pathogen atau nyamuk yang sukses."

Nyamuk berkembangbiak dengan menyebarkan telurnya pada area-area berair yang biasa ada pada keseharian manusia. Jaring ranjang yang seringkali digunakan untuk menghindarkan manusia dari gigitan nyamuk ketika tidur tidak cukup efektif untuk melawan Zika dan nyamuk pembawa penyakit lainnya.