40 Tahun Terakhir, Konsumsi Sumber Daya Alam Meningkat Tiga Kali Lipat

By , Rabu, 10 Agustus 2016 | 11:00 WIB

Kayu dan baja untuk membangun rumah kita, bahan bakar fosil untuk industri dan rumah tangga. Betapa kita sangat bergantung dengan sumber daya alam (SDA) Bumi untuk bertahan hidup. (Baca : Mengenal Migas Non Konvensional, Sumber Energi Masa Depan)

Berdasarkan laporan terbaru PBB, walau kita terus menerus menggunakan sumber daya alam tersebut, namun sebaliknya kita justru menggunakannya dengan kecepatan yang luar biasa dan mungkin menghabiskan beberapa jenis SDA yang tak dapat diperbaharui hingga merusak Bumi.

Laporan dipaparkan oleh International Resources Panel (IRP), bagian dari Progam Lingkungan PBB. Mereka mengatakan bahwa ekstraksi bahan mentah SDA meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam 40 tahun terakhir. Meningkatnya konsumsi didorong oleh kelas menengah yang berkembang pesat.

Pada tahun 1970, sekitar 22 miliar ton bahan mentah diekstak dari Bumi. Termasuk di antaranya logam, bahan bakar fosil seperti batu bara, dan sumber daya alam lainnya, seperti kayu dan gandum. Pada tahun 2010, jumlah tersebut membengkak menjadi 70 miliar ton.

Jika memiliki pola yang sama, kita akan membutuhkan 180 miliar ton bahan mentah pada tahun 2050. "Ini sudah mencapai tingkat mengkhawatirkan, di mana proses ekstraksi bahan mentah sekarang memiliki dampak yang parah pada kesehatan manusia dan kualitas hidup masyarakat," ungkap perwakilan IRP, Alicia Barcena Ibarra.

"Masalah yang sangat kompleks ini merupakan salah satu ujian terbesar manusia untuk memikirkan kembali penggunaan sumber daya alam dalam memaksimalkan kontribusinya pada pembangunan berkelanjutan di semua tingkatan," tambah Ibarra.

Menurut IRP peningkatan penggunaan bahan bakar fosil, logam dan bahan bakar mentah lainnya menyebabkan perubahan iklim. Konsekuensi lingkungan mengerikan lainnya termasuk tingkat yang lebih tinggi dari pengasaman dan eutrofikasi tanah dan air, hilangnya keanekaragaman hayati, erosi tanah, semakin meningkatnya jumlah limbah dan polusi.

(Baca pula : Pemerintahan Baru Akan Bentuk Satgas Anti Mafia Sumber Daya Alam)

Laporan itu juga mengungkapkan distribusi tidak merata terkait penggunaan bahan di seluruh dunia. IRP membuat peringkat negara berdasarkan ukuran per kapita jejak bahan mentah konsumsi mereka, atau jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk total konsumsi dan investasi modal.

Eropa dan Amerika Utara memiliki bahan mentah tahunan per kapita sekitar 20 dan 25 ton masing-masing pada tahun 2010, berada pada daftar puncak. Sebaliknya, untuk Asia-Pasifik, Amerika Latin dan Karibia antara 9 dan 10 ton, sedangkan Afrika di bawah 3 ton.