Pada 5 Agustus 4 tahun lalu, Rover NASA, Curiosity berhasil mendarat di permukaan Mars yang berdebu. Setelah bertahan dari proses pendaratan melewati atmosfer tipis milik planet merah. (Baca : Apakah Ini Tanda Kehidupan Sejak Ditemukannya Metana di Mars?)
Semenjak kesuksesan pendaratan tersebut, laboratorium beroda berukuran mobil ini telah menjelajah Mars lebih dari 8,4 miles (13,5 km), mengambil foto, mengumpulkan sampel, dan menganalisis bebatuan sepanjang perjalanan. Pembaharuan software kali terakhir membuat Curiosity secara mandiri memilih bebatuan untuk diperiksa dan memindai dengan sinar laser.
Curiosity telah melewati waktu lebih dari 1421 sol (hari di planet Mars) untuk mengeksplorasi kawah Gale, daerah dataran rendah yang kemungkinan memiliki kehidupan di masa lalu. Sampai saat ini rover penjelajah tersebut belum mengkonfirmasi apakah Mars pernah menjadi tuan rumah makhluk hidup, namun ia telah menemukan bukti bahwa terdapat danau air tawar kuno di bebatuan sedimen dari Yellowknife Bay, titik terendah dari kawah, menawarkan kawasan yang layak huni dimasa lalu planet ini.
September 2014, Curiositty mengamati Gunung Sharp, sebuah gunung yang berlapis batu dengan tinggi menjulang lebih dari tiga mil (5 km) di tengah kawah Gale. (Baca pula : Menjelajah Lanskap Planet Mars Bersama Rover Curiosity)
Selain memeriksa batu, Curiosity memiliki seperangkat instrumen cuaca yang memberikan para ilmuwan informasi penting tentang planet ini. Misalnya, peneliti melacak perubahan metana di atmosfer Mars, yang berfluktuasi hingga faktor 10 untuk alasan yang tidak diketahui. Rover juga memantau aliran aneh angin di dalam baskom besar dari Kawah Gale, dan itu membuat tanda pada paparan radiasi di Mars, yang dapat mempengaruhi misi manusia masa depan ke planet merah.
Setelah empat tahun, kita patut bersyukur rover masih tetap sehat. Ia masih bisa membantu kita menjelajahi Mars.