Dua turis dari Texas tersandung sebuah ukiran petroglyph bulan lalu di pantai Waianae Oahu, bagian barat pulau Hawaiii.
"Ini hanya sebuah keberuntungan," ujar Lonnie Watson, salah satu pengunjung dalam pernyataannya pada Hawaii Departement of Land and Natural Resource. Titik terang itu ditemukan ketika ukiran petroglyph berusia 400 tahun itu menarik perhatian Watson.
Jarang sekali ditemukan ukiran petroglyph di garis pantai. Sejumlah warga lokal mengatakan bahwa mereka pernah melihat ukiran seperti itu sebelumnya, ujar arkeolog Alton Exzabe. Namun tidak ada yang mendokumentasikannya. Mereka selalu terselimuti lagi oleh pasir.
Ukiran petroglyph itu merekam silsilah dan kepercayaan kita, ujar Glen Kila, salah satu keturunan lineal dari keluarga asli pertama di pantai Waianae. "Sangat penting untuk mengetahui turunan yang ada di area itu dan pemahaman mereka mengenai petroglyph ini."
State Historic Preservation Division akan bekerja sama dengan Militer untuk mengembangkan rencana preservasi temuan ini. Petroglyoh sangat rapuh dan pasir yang menyapu mereka akan membawa kerusakan, ujar para arkeolog.
"Mereka adalah sebuah bagian penting dari budaya Hawaii, dan ketika pasir mereka terkubur pasir lagi, suatu hari mereka akan muncul kembali, dan kami hanya ingin meyakinkan masyarakat bahwa ukiran itu rapuh dan sensitif. Mereka hanya bisa dilihat, dan sebaiknya tidak disentuh," ujar Alan Downer, administrator SHPD.
Petroglyph terkenal dapat dilihat oleh pengunjung di Volcanoes National Park di pulau besar Hawaii. Menurut National Park Service, terdapat lbih dari 23,000 petroglyph di situs tersebut.
Para antropolog berpendapat bahwa orang-orang asli sana membuat ukiran petroglyph untuk menandai kunjungan penjelajah. Mereka juga menanam tali pusar bayi bereka yang baru lahir di lokasi tersebut sebagai tradisi panjang umur.