Musisi Indonesia, Tulus menjadi salah satu sosok publik yang menaruh perhatian lebih terhadap pelestarian gajah di Indonesia. Semua berawal dari kematian 'Yongki'.
Yongki adalah seekor gajah sumatra di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra. Gajah patroli itu kehilangan kedua gadingnya tatkala ditemukan mati oleh para pawangnya.
"Gajah Yongki adalah salah satu yang saya kenal baik dan membantu saya berperan dalam satu musik video dari lagu saya," ujar Tulus yang turut hadir dalam Seminar Teknik Molekuler untuk Studi Ekologi, Mitigasi Konflik, dan Mengungkap Perdagangan Ilegal Satwa Liar di Lembaga Eijkman, Jakarta Pusat pada Kamis (11/08/2016)
Dalam musik video lagu Tulus yang berjudul 'Gajah', tampak musisi bertubuh tegap itu menaiki tubuh gajah Yongki di Pusat Konservasi Gajah Way Kambas. Ia mengakui bahwa butuh waktu untuk gajah Yongki mengenali dirinya dan maksud baiknya.
Lagu 'Gajah' meraih sejumlah penghargaan musik tanah air. Namun Tulus merasa sedih dan tergetar tatkala tahu, ketika kemenangan atas lagunya itu ia raih, gajah Yongki ditemukan mati oleh para pawang gajah di kamp Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
"Kasus kematiannya menggerakan hati saya untuk melakukan tindakan. Saat ini, keberadaan gajah membutuhkan bantuan dari manusia. Pihak manapun bisa berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya," ujarnya.
Melihat hal tersebut, Tulus melakukan penggalangan dana dan juga aksi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat mengenai keberadaan gajah sumatra saat ini. Usaha tersebut ia lakukan lewat aksi #janganbunuhgajah serta penjualan merchandise yang berkaitan dengan gajah.
Hasil dari aksinya dalam meningkatkan kesadaran untuk melindungi gajah itu ia donasikan pada WWF. Donasi berupa uang tersebut akan digunakan untuk membiayai GPS Collar yang digunakan untuk kegiatan konservasi gajah sumatra.
"Harapan terbesar saya, juga agar penelitian tentang gajah bisa terus ditingkatkan, dan pemerintah bisa turut berperan dengan menegakkan hukum terhadap pelaku kejahatan satwa," kata Tulus.