Persebaran cepat truk makanan dan masuknya imigran di mana-mana, selera makanan orang Amerika akhirnya semakin meningkat. Bahkan sekarang, nenek-nenek tahu tentang Sriracha (saus sambal khas Thailand), paprika asap, dan serbuk Adas.
Salah satu pola hidup sehat adalah mengonsumsi sedikit gula, lemak dan garam. Ini sedikit banyak mempengaruhi kita dalam mencari penganti bahan-bahan tersebut dengan sesuatu yang lebih sehat, namun masih tetap enak.
The Plate National Geographic meminta rekomendasi pada pasangan suami istri, Ivan Fitzgerald dan Monica Grover dari tim Bazaar Spices di Washingotn DC. Keduanya memaparkan rempah-rempah apa saja yang akan menjadi tren di tahun 2016. Inilah beberapa prediksi dari mereka :
Aji Amarillo
Setelah beberapa ratus tahun mengonsumsi makanan hambar (tidak termasuk Cajun dan Tex-Mex), perburuan terhadap lada terpedas telah menjadi suatu kompetisi bagi para penikmat makanan dalam mencari sensasi. Sebenarnya ada alasan ilmiah rasa pedas membara terasa begitu baik, itu seperti melepaskan endorfin untuk meringankan rasa sakit. Lihat video ini di bawah dari reaksi kimia pedasnya Sriracha.
Hanya saja, Sriracha telah memiliki pesaing baru untuk mahkota kepedasannya. Fitzgerald menyarankan Anda masukkan aji amarillo, lada panas berwarna kuning-oranye kecil yang telah digunakan selama berabad-abad di Peru.
Aji amarillo terasa seperti seperti buah dari cabai lainnya, namun masih memberikan sensasi pedas yang panas. “Jika ada cabai memiliki rasa seperti sinar matahari, aji amarillo lah itu,” editor digital majalah Saveur, Max Falkowitz mengibaratkan rasa dari aji Amarillo dalam artikel di Serious Eats beberapa tahun lalu.
Aji amarillo dan cabai dari Peru lainnya menjadi tulang punggung negara ini dalam hal masakan. Aji amarillo ditemukan di Causa Relleno con Pollo. Di Amerika Serikat sendiri, aji amarillo baik dikonsumsi dalam bentuk kering atau dalam bentuk pasta.
Khmeli Sunnerli
Sulit melafalkannya ? Bacalah seperti ini, KOO-MELLY SUE-NELLY.
“Kita memiliki rempah ala India dan Persia sebagai tren hiper-lokal berikutnya,” kata Fitzergerald.