Antara Lebah, Virus dan Tomat

By , Senin, 15 Agustus 2016 | 14:00 WIB

Hubungan antara virus dan pollinator (perantara penyerbukan) tanaman tidak selalu buruk. Lebah menginfeksi tanaman tomat, lalu tanaman itu akan menghasilkan biji yang lebih banyak.

Virus mosaik mentimum (Cucumber mosaic virus / CMV) menginfeksi hampir 1.200 spesies tanaman. Penyebaran virus ini dilakukan oleh lebih dari 75 spesies kutu daun. Pada tomat, virus ini menyebabkan pengkerdilan, penurunan kesuburan, dan menghasilkan buah yang lebih sedikit, kecil, berbintik-bintik, dan terkadang busuk. CMV jelas musuh besar bagi petani, tetapi hasil studi terbaru cukup mengejutkan dengan kesimpulan bahwa virus tidak selalu buruk untuk jenis tanaman tertentu.

Alasan utamanya adalah, karena lebah sebagai polinator lebih tertarik pada tanaman tomat yang terinfeksi CMV. Tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri, namun akan menghasilkan biji lebih banyak jika dibantu oleh lebah.

Simon Niels Groen, penulis utama studi dalam jurnal PLOS Pathogens mengibaratkan hubungan tersebut seperti cerita Dr.Jekyll dan Mr Hyde. Atau dengan kata lain, semakin banyak kita belajar tentang virus, semakin kita melihat mereka dapat memberikan manfaat atau memahami kelemahannya.

Temuan ini menyerukan perubahan dalam cara kita melihat hubungan antara tanaman, polinator, dan virus.

Penyerbukan dengan Dengungan

Tidak seperti kebanyakan bunga, tanaman tomat tidak memberikan serbuk sari mereka bebas pada setiap lebah tua atau kupu-kupu yang lewat. Mereka hanya melepaskannya setelah stimulasi yang intens, seperti jenis lebah yang dengan cepat meregangkan otot terbang mereka.

“Getaran yang dihasilkan oleh lebah dapat mencapai beberapa ratus siklus per detik,” kata Mario Vallejo-Marin dari National Geographic Explorer dan seorang ahli biologi evolusi di Universitas Stirling, Inggris.

Inilah yang dikenal sebagai ‘penyerbukan dengan dengungan’ atau buzz-pollination, dan hanya delapan persen dari spesies tanaman yang melakukannya. Vallej-Marin bahkan telah menemukan bahwa lebah dapat mengatur frekuansi dengungan mereka. Ini dilakukan untuk memaksimalkan serbuk sari yang menghasilkan sejumlah energi untuk mereka.

Interaksi antara lebah dan tanaman tomat sangat spesial. Para ilmuwan memiliki kesulitan menciptakan keadaan yang sama di dalam laboratorium. Tim Groen menggunakan sikat gigi elektrik yang disebut ‘oral bee’ dalam percobaannya.

Penyerbukan dengan dengungan membantu tanaman tomat mengurangi jumlah serbuk sari yang digunakan, karena setiap lebah lewat angin akan bertiup, menjatuhkan serbuk sari. Tentunya, membatasi spesies juga perlu dilakukan untuk membantu reproduksi tanaman.

Sesuatu di Udara

Para ilmuwan telah melakukan banyak penelitian untuk memahami cara lebah melihat dunia di sekitar mereka. Makhluk ini dapat mengendus dengan baik. Bagi lebah, tanaman tomat memiliki bau menakjubkan seperti pai apel panas yang didinginkan di ambang jendela.

Salah satu yang paling menarik adalah Groen dan rekannya telah menemukan bahwa untuk beberapa alasan, lebah sangat menyukai bau tanaman tomat yang terinfeksi CMV. Setelah serangkaian tes dilakukan, mereka memutuskan bahwa virus ini mampu mengubah profil volatil tanaman, atau bahan kimia tanaman yang memancar ke udara untuk menarik lebah.

Groen dan rekannya menyimpulkan bahwa pengaturan ini mungkin saja mempengaruhi populasi tanaman tomat menjadi lebih rentan terhadap penyakit, tetapi untungnya biji tomat tidak membawa serta virus tersebut.