Benarkah Para Pemalas Miliki IQ Tinggi ?

By , Senin, 15 Agustus 2016 | 11:00 WIB

Penolakan dan penghindaran Anda dari ajakan berolahraga atau sekedar berjalan ke luar rumah, bukan tanpa alasan. Itu adalah cara Anda menunjukkan kecerdasan. Studi terbaru dalam jurnal Health Psychology mendukung teori bahwa orang cerdas menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermalas-malasan, dibandingkan orang yang aktif berkegiatan.

Orang dengan IQ (kecerdasan intelektual) tinggi mudah bosan, membuat mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpikir. Memang, mereka tampak tidak melakukan sesuatu, walaupun sesungguhnya sedang berpikir secara aktif.

Di sisi lain, orang yang aktif cenderung melakukan aktivitas fisik untuk menyibukkan diri ketika bosan, menghindari pemikiran tingkat tinggi.

Baca juga: Ternyata Game Online Mampu Hasilkan Siswa yang Lebih Cerdas

Peneliti dari Florida Gulf Coast University memberikan tes pada sekelompok pelajar berusia 30 tahun. Tes yang disebut Need for Cognition ini akan menentukan 30 partisipan dengan kemauan kuat untuk berpikir, dan 30 partisipan lain yang menghindari tugas karena menganggapnya terlalu berat.

Partisipan diminta menyetujui atau sebaliknya, menolak pernyataan-pernyataan seperti, “Saya benar-benar menikmati tugas yang menawarkan solusi baru dalam menyelesaikan masalah,” atau “Saya hanya berpikir keras jika diperlukan,”

Setelah 30 partisipan ‘pemikir’ dan 30 orang lainnya sebagai ‘non pemikir’ ditetapkan, mereka diberi akselerometer untuk dikenakan di pergelangan tangan selama tujuh hari. Sensor tersebut berguna untuk mengukur seberapa aktif partisipan secara fisik dalam seminggu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa para ‘pemikir’ tidak terlalu aktif selama seminggu dibanding kelompok ‘non pemikir’. Pada akhir pekan, hasil penelitian juga tidak menunjukkan perbedaan signifikan dalam tingkat aktivitas kedua kelompok. Fenomena yang peneliti tak dapat jelaskan.

Todd McElroy, penulis utama studi memiliki pandangan pribadi. “Pada akhirnya, faktor penting yang dapat membantu individu lebih bijaksana dalam memerangi rendahnya tingkat aktivitas rata-rata mereka adalah dengan kesadaran masing-masing,” jelas McElroy.

Bagaimanapun, kemalasan bukan satu-satunya indikator IQ yang tinggi. Menurut penelitian lain, orang-orang cerdas menggunakan lebih banyak sumpah serapah, terjaga hingga larut malam, dan benar-benar memiliki kebiasaan berantakan.

Baca juga: Ikuti Cara Pangeran William Bangun Komunikasi dengan Sang Anak