Ada "Mesin Fisika" di Dalam Otak Kita

By , Jumat, 19 Agustus 2016 | 08:00 WIB

Tak perlu bersedih dan membodoh-bodohkan diri jika Anda selalu mendapat nilai buruk pada mata pelajaran fisika di masa sekolah. Nilai hanyalah sekedar angka-angka di atas kertas, tak sepenuhnya mencerminkan kemampuan yang Anda miliki. Meskipun nilai pelajaran fisika jelek, setidaknya otak anda memiliki “mesin fisika”.

Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, para ilmuwan menemukan area otak yang menjadi aktif ketika seseorang memprediksi bagaimana objek bergerak berdasarkan hukum-hukum fisika.

Intuisi fisika memang tak akan banyak membantu kita menyelesaikan soal-soal fisika di dalam buku paket sekolah. Intuisi fisika kita melakukan hal yang jauh lebih penting: melakukan perhitungan fisika secara langsung dan cepat, sehingga memungkinkan Anda untuk berurusan dengan “dunia fisika” dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai cara: dari berjalan lebih hati-hati di lantai yang licin hingga membuat anda memasukkan jumlah es batu dengan tepat pada gelas berisi air agar jangan sampai tumpah.

“Sulit untuk menghargai peran penalaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kecuali Anda memperhatikan dengan seksama hal-hal yang Anda lakukan,” kata Ahli kognitif Jason Fischer dari Johns Hopkins University yang merupakan penulis kedua studi.

Untuk menemukan letak intusisi fisika diproses di otak,  Fischer dan timnya meminta 12 partisipan menyaksikan serial video tentang menara blok yang goyah dan memindai otak mereka. Para partisipan diminta untuk memperhatikan informasi visual dan memprediksi ke arah mana blok-blok itu akan jatuh.

Saksikan contoh percobaan dalam video berikut dan uji intuisi fisika Anda.

Hasil pemindaian otak mengungkap, ketika para peserta mencoba untuk memprediksi terungkapnya peristiwa fisika, beberapa daerah otak menjadi lebih aktif . Percobaan tambahan juga mengungkap bahwa area otak yang sama juga aktif ketika partisipan secara pasif menyaksikan video yang melibatkan banyak aksi fisika, seperti objek yang bergulir dan berbenturan.

Area yang aktif itu berada di korteks premotor dan area motorik suplementer yang terlibat dalam merencanakan tindakan dan mengontrol gerakan.

Penemuan ini menunjukkan bahwa intiusi fisika dan perencanaan tindakan terkait erat dengan otak. “Kami yakin ini mungkin terjadi karena bayi belajar fisika saat mengasah kemampuan motorik mereka,” kata Fischer.

Studi sebelumnya yang meneliti intuisi fisika pada bayi mengungkap bahwa selama tahun pertama kehidupannya, belajar untuk memahami berbagai jenis hubungan fisika yang ada di dunia.

Selain manusia, banyak hewan juga memiliki mesin fisika dalam otak mereka. Jika dilihat dari sisi untuk bertahan hidup, mungkin intuisi fisika jauh lebih penting bagi hewan dibanding kita. “Hewan harus tahu bagaimana permukaan tanah yang memungkinkan untuk melakukan lompatan. Mereka tahu mereka tidak dapat berjalan di air. Pemahaman mereka sangat baik dalam hal-hal dasar semacam ini,” pungkas Fischer.