Ketika menyebut mahluk dengan kemampuan pendengaran yang tajam, anemon laut bukanlah mahluk yang ada di posisi teratas untuk itu. Namun penelitian terbaru menunjukkan protein yang terkandung dalam anemon laut yang mampu membantu memperbaiki tentakel berbulu mereka, juga mampu digunakan untuk memperbaiki sel dalam telinga mamalia.
Penemuan tersebut datang dari penelitian yang dilakukan pada tikus dan menjadi langkah awal dari ditemukannya pengobatan baru untuk mengatasi orang yang kehilangan pendengaran.
Pada mamalia, termasuk manusia, bunyi diterjemahkan oleh getaran dari udara ke saraf sinyal sebelum dikirimkan ke otak dengan sel spesial yang disebut rambut sel. Ini ditemukan dalam koklea, struktur yang dipenuhi cairan pada bagian dalam telinga.
Rusaknya rambut-rambut sel ini akibat dari suara yang sangat keras mampu menyebakan kehilangan pendengaran, dan mamalia tidak mampu memperbaiki rambut sel tersebut sekali rusak.
Penelitian ini menemukan bahwa anemon laut memiliki rambut sel yang mirip dalam tentakel mereka, dimana hewan tersebut menggunakannya untuk merasakan getara laut dan menghindari predator, berdasarkan pernyataan yang terdapat pada Journal of Experimental Biology yang dipublikasikan dalam penelitian tanggal 3 Agustus 2016.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa setelah anemon memproduksi ulang tentakel dan sel rambut yang mereka perbaiki menggunakan protein dalam mucus yang menyelimuti tubuh hewan itu .
“Jika ada hewan yang mampu memulihkan kerusakan pada rambutnya, anemon menjadi satu-satunya mahluk yang mampu melakukannya,” ujar Glen Watsin, professor biologi dari University of Louisiana.
Watson dan timnya mengidentifikasi kelompok protein yang mampu membantu anemon menumbuhkan sel rambut mereka kembali, dan mengejutkan bahwa protein yang sama juga mampu memperbaiki rambut sel yang ada pada telinga tikus, ujar Watson.
Untuk meneliti hal ini, pertama-tama peneliti membersihkan koklea dari telinga tikus dan melakukan sesuatu yang mampu merusak rambut sel tersebut.
Selanjutnya peneliti mengobati cochlea dengan protein yang terkandung dalam anemon laut. Hasilnya menunjukkan bahwa secara signifikan hal ini mampu menyembuhkan pendengaran tikus tersebut.
Tikus memiliki protein yang berhubungan dengan protein penyembuh yang dimiliki anemon laut. Hipotesa selanjutnya mengatakan bahwa ada kemungkinan penyembuhan pada kerusakan pendengaran mamalia dapat dilakukan dengan protein tersebut.