<i>Bunga Penutup Abad</i> Hidupkan Sastra Untuk Generasi Muda

By , Kamis, 25 Agustus 2016 | 18:00 WIB

Menampilkan sebuah karya sastra besar Indonesia dalam pertunjukkan teater mengundang tantangan tersendiri. Hal itu yang dirasakan oleh Wawan Sofyan, sutradara dan penulis naskah dari Bunga Penutup Abad yang berlangsung tanggal 25, 26, dan 27 Agustus 2016 di Gedung Kesenian Jakarta.

“Mengangkat novel karya sastrawan besar Indonesia ke atas panggung memiliki tantangan tersendiri dan dengan berbagai pertimbangan akhirnya dicoba untuk mengadaptasi Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa sehingga menjadi naskah utuh,” ujar Wawan.

Pementasan teater Bunga Penutup Abad disutradarai oleh Wawan Sofwan yang sebelumnya telah sukses menyutradarai teater Monolog Inggit, Musikal Sangkuriang, Mereka Memanggilku Nyai Ontosoroh, Subversif dan Rumah Boneka. (Rahmad Azhar / National Geographic Indonesia)

Bunga Penutup Abad merupakan sebuah persembahan yang dihadirkan oleh Titimangsa Foundation bekerja sama dengan Yayasan Titian Penerus Bangsa dan Bakti Budaya Djarum Foundation, untuk mengenang 10 tahun meninggalnya sastrawan Indonesia ternama, Pramoedya Ananta Toer.

“Pramoedya Ananta Toer merupakan sastrawan besar Indonesia yang berjuang untuk terus menghidupkan dan mengangkat dunia sastra Indonesia,” ungkap Ayu Dyah Pasha yang mewakili Yayasan Titian Penerus Bangsa.

Plot yang diangkat dalam teater merupakan adaptasi kisah dua novel dari rangkaian Tetralogi Pulau Buru karya Pram. Mengisahkan potongan kisah pergolakan hidup pria pribumi bernama Minke, sosok cerdas dan tegas Nyai Ontosoroh, dan anak gadis sang nyai, Annelies.

Gelar teater Bunga Penutup Abad ini jug dipersembahkan untuk mengenang 10 tahun meninggalnya Pramoedya Ananta Toer. (Rahmad Azhar / National Geographic Indonesia)

Sederet aktor dan aktris ternama Indonesia memerankan tokoh-tokoh novel tersebut. Aktor Reza Rahadian dipercaya memerankan sosok Minke, sedangkan Annelies diperankan oleh aktris muda Chelsea Islan.

Aktris Teater Happy Salma yang memerankan tokoh wanita Indonesia kharismatik Nyai Ontosoroh pun mengungkapkan kebahagiaannya atas kesempatan bermain dalam teater itu. Baginya, ini merupakan bentuk apresiasinya pada karya penulis besar Indonesia di panggung teater.

“Ini salah satu cara untuk mengenalkan generasi muda akan karya-karya sastra Indonesia. Pementasan ini memberikan kontribusi positif dalam melestarikan dan meningkatkan rasa cinta terhadap warisan sastra budaya Indonesia,” ujarnya.

Happy Salma dan Wawan Sofyan sangat mengapresiasi komitmen para pemain dalam teater yang juga turut menghadirkan aktor ternama Lukman Sardi sebagai Jean Marais. Bagi keduanya, dedikasi dan kerja keras para pemain patut dikagumi karena keinginan kuat mereka untuk tampil maksimal.