Gempa berkekuatan tinggi sebesar 6,2 skala Richter mengguncang Italia, termasuk daerah Amatrice, pada 24 Agustus di pagi buta. Mengejutkannya, peristiwa gempa bumi di area itu adalah hal biasa, ujar pada ahli geologi.
Guncangan tersebut diakibatkan oleh pergerakan Basin Tyrrhenia, area seismik aktif di Laut Mediterania. Tanah sebenarnya terpecah, ujar Julis Dutton, geofisikawan dari U.S. Geological Survey.
Fenomena geologi yang sama juga sempat terjadi dan bertanggung jawab atas gempa bumi yang terjadi di kota L’Aquila tahun 2009. Jaraknya hanya 34 mil dari pusat gempat yang kali ini terjadi. Gempa bumi itu menewaskan lebih dari 300 orang.
“Area ini cukup rumit atau komplek untuk gempa bumi,” ujar Dutton kepada Live Science. “Di area ini, merea memiliki gempa bumi yang mampu menyebabkan kerusakan dalam beberapa tahun.”
Pusat guncangan di Italia, yang mengguncang pukul 3:30 pagi, berjarak 10 kilometer dari kota wisata Norcia. Gempa bumi setidaknya menewaskan 73 orang, belum termasuk korban yang tertimbun di bawah bangunan yang roboh. Guncangan pun terasa hingga Roma yang berjarak 112 kilometer dari kota.
Guncangan itu disebabkan aktivitas geologi yang rumit. Di timur laut Italia, ada pergerakan lambat antara lempeng Afrika dan Eurasia yang mendorong tanah di bawah Pegunungan Alpen. Faktanya, guncangan banyak dirasakan di kota area Pegunungan Appenine, sepanjang pantai timur laut Italia.
Namun bagaimana pun, guncangan itu sendiri tidak menyebabkan adanya proses pengangkatan. Hal itu dikarenakan area tabrakan lempeng kontinental mengarah ke tenggara, tempat peregangan kerak di bawah wilayah Laut Mediterania.
“Ini adalah gempa bumi yang normal terjadi dan merupakan ekspresi dari tektonik ektensional timu-barat, tempat terbukanya Basin Tyrrhenia,” ujar Dutton.
Hal itu normal terjadi ketika tanah dari satu lapisan meluncur ke bawah, ke sisi lain, dan gerakan tersebut terjadi atas dasar gerakan tarikan gravitasi bumi, menurut U.S. Geological Survey.