Tiga singa jantan mati diracun pada awal bulan Agustus. Mereka bukan jenis kucing besar, namun mereka merupakan anggota dari lima bersaudara yang biasa disebut the five musketeers. Kelimanya pernah terlibat dalam film Vanishing Kings : Lions of the Namib yang disiarkan National Geographic Channel pada awal tahun ini. Film ini menelusuri kegagahan mereka melalui Gurun Namib di Namibia utara.
Philip Stander, pendiri proyek Konservasi Singa Gurun, organisasi yang berfokus pada upaya pelacakan singa, menemukan bangkai mereka pada 10 Agustus di dekat desa Tomakas. Ia menduga bahwa ini adalah tindakan pembalasan oleh petani yang telah mencampur bangkai keledai dengan racun setelah singa membunuh keledai.
"Ini benar-benar tragedi bagi upaya konservasi singa Namibia di lingkungan yang menantang untuk menyeimbangkan singa dan koeksistensi manusia," kata Stander. Dengan tidak lebih dari 150 singa yang tersisa di negara itu, kematian singa-singa yang tidak alami ini cukup membuat keprihatinan.
Menurut sebuah pernyataan di halaman Facebook resminya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Pariwisata Namibia telah membuka penyelidikan atas kasus ini. Badan tersebut mengutuk kegiatan ilegal seperti meracuni singa dan mereka yang terlibat akan menghadapi murka penuh hukum.
Ini bukan tragedi kali pertama, seorang warga desa menembak dan menyebabkan terbunuhnya salah satu saudara dari five musketeers pada bulan Juli, menyebabkan kekhawatiran atas keselamatan saudara-saudaranya yang tersisa. Sebenarnya para singa mulai populer diantar turis, sehingga mereka tidak terlalu takut dengan manusia.
Keprihatinan atas keselamatan singa menyebabkan keputusan pemerintah untuk memindahkan singa dari daerah Tomakas ke Uniab Delta, yang dianggap lebih aman. Tapi kemudian mereka justru dilanda bencana.
"Ini mengerikan," kata Marjolein Duermeijer, produser film. "Kami sudah mengikuti lima dari mereka untuk waktu yang lama, dan kami sudah kehilangan satu, jadi itu sudah mengerikan."
Singa gurun Namibia sebagian besar berkeliaran di luar kawasan lindung di daerah terpencil, bagian utara Namibia yang gersang. Mereka berevolusi untuk bertahan hidup pada beberapa kondisi yang paling keras bagi hewan di Bumi.
Bulu yang lebat membantu mereka beradaptasi dengan cuaca dingin, dan mereka dapat bertahan hidup tanpa air minum, mengkonsumsi mangsa seperti burung unta dan antelop untuk menghidrasi diri sendiri.
Seperti kebanyakan singa liar di Afrika, singa gurun pasir harus bersaing dengan ancaman dari petani yang mencoba untuk melindungi ternak mereka dari predator. Organisasi Stander telah bekerja untuk membantu manusia dan singa hidup berdampingan secara damai.
Pada bulan Desember, Wildlife Watch menulis tentang kematian tiga anggota singa terkenal lain, bintang-bintang dari seri BBC Big Cat Diaries. Kematian singa-singa di Kenya ditengarai akibat memakan bangkai sapi yang telah dicampur dengan racun.
Sekarang hanya tersisa satu dari singa terkenal di Namibia. Ia dikenal sebagai Tullamore (nama ilmiahnya adalah XPl-93), singa ini dipindahkan ke daerah sekitar muara Sungai Uniab. Namun, menurut postingan akun resmi Facebook proyek Konservasi Singa Gurun pada 22 Agustus lalu, Tullamore terlacak kembali menuju ke arah daerah Tomakas, kemungkinan untuk mencari saudara-saudaranya