Pemanasan air laut sebagai akibat dari perubahan iklim telah mendorong perubahan spesies laut yang tinggal di utara. Pemanasan telah mengubah habitat ikan dan kerang, dan mengurangi spesies ikonik seperti ikan cod New England.
Satu penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences menyimpulkan bahwa pemanasan air laut dapat mengakibatkan bahaya tambahan, yakni peningkatan bakteri yang disebut Vibrio karena perubahan suhu. Bakteri Vibrio dapat menyebabkan penyakit fatal pada orang yang mengkonsumsi kerang atau berenang di perairan laut.
Vibrio sedikit banyak diketahui orang Amerika, karena telah menyebabkan wabah besar di kota-kota pesisir Eropa. Vibrio berkembang di dalam air hangat. Ia terkumpul dalam kerang seperti tiram ketika tersaring saat makan, dan kemudian membuat orang sakit ketika mereka makan kentang mentah. Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi serius jika masuk ke luka di kulit.
Vibrio bisa menjadi penyakit yang sangat serius. Pada tahun 2014, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sejumlah 27 persen orang Amerika diketahui telah terinfeksi Vibrio dan harus dirawat di rumah sakit, sebanyak empat persennya telah meninggal.
Itu mungkin akibat infeksi diremehkan, karena kasus mungkin tidak diakui atau dianalisis dengan benar. "Kami pikir kasus Vibrio tidak dilaporkan dan kurang terdiagnosis," kata Karen Wong, seorang dokter yang bekerja pada wabah bawaan makanan di CDC.
Bakteri yang Berkembang
Penemuan bahwa Vibrio meningkat berasal dari analisis dari set yang tidak biasa dari data dari Atlantik Utara selama sekitar 50 tahun, yakni Continuous Plankton Recorder Survey,suatu koleksi organisme mikroskopis yang ditarik keluar dari laut oleh perangkat di belakang kapal.
Bakteri Vibrio melekat pada organisme. Para peneliti dari beberapa universitas di Eropa dan Amerika Serikat menemukan cara untuk mengidentifikasi dan memisahkan DNA bakteri Vibrio ini dari plankton yang diawetkan untuk mengukur berapa banyak bakteri dalam sampel.
Mereka melaporkan bahwa jumlah Vibrio pada sampel (133 diantaranya diambil dari sembilan poin di Atlantik Utara antara tahun 1958 dan 2011) saling berkorelasi antara kenaikan kedua suhu air dengan kenaikan infeksi Vibrio di Amerika Utara dan Eropa.
"Kami mampu menunjukkan penggandaan, hingga tiga kali lipat bahkan empat kali lipat dalam beberapa kasus dari Vibrio selama periode 50 tahun," kata Rita Colwell, salah satu penulis utama studi.
"Ini akan berdampak langsung pada kesehatan manusia yang saya pikir salah satu hasil yang," ujar Colwel yang juga mantan direktur National Science Foundation.
Colwell dan rekannnya telah memperkirakan berkembangnya infeksi Vibrio dengan menggunakan data suhu laut yang dikumpulkan oleh satelit. "Keindahan dari penelitian ini adalah bahwa hal itu memberikan kita kebenaran dasar bahwa ada korelasi," tukas Colwell.