Sebuah pameran karya seni mengungkapkan seberapa asin Laut Mati.
Seniman Sigali Landau membenamkan gaun hitam bergaya abad 1920-an di Laut Mati selama dua bulan, pada tahun 2014. Ketika gaun itu diangkat ke permukaan, gaun itu berkilauan, seperti sebuah patung yang terbentuk dari garam.
Landau terinspirasi dari karya seni sebelumnya yang terbentuk oleh lingkungan unik Laut Mati.
Dalam pameran terbarunya, ia menggunakan replika gaun hitam dari cerita hantu klasik Hasidic Jewish berjudul ‘The Dybbuk’. Dalam cerita tersebut, diceritakan bahwa Leah dikuasai oleh kekuatan jahat pada gaunnya, yang sempat dimiliki oleh pengguna sebelumnya. DIketahui ia meninggal sebelum pernikahan dilakukan.
“Selama beberapa tahun, saya mempelajari banyak hal dari tempat aneh ini. Namun, kami masih menunggu keajaiban lainnya, eksperimen baru, ide, dan pemahaman lain. Ini seperti bertemu dengan sistem perbedaan waktu, perbedaan logika, dan planet lain. Terlihat seperti salju, gula, air mata,” ujar Landau.
Laut mati adalah kawasan perairan yang paling asin di bumi. Sebanyak 34 persen garam, dan beberapa kali lebih asin dari yang ada di perairan terbuka.
Tingkat keasinan yang sangat tinggi menjadi salah satu dalang dibalik sihir yang menyebabkan transformasi gaun hitam itu menjadi gaun putih berkilauan. Garam menghasilkan kristalisasi akibat dari konsentrasi yang lebih tinggi dari air-air di sekitarnya.