Fotografi Dekatkan Generasi Muda Pada Warisan Budaya

By , Jumat, 9 September 2016 | 19:00 WIB

Ada banyak cara mendekatkan generasi muda untuk mengenal lebih dekat warisan-warisan dunia yang dimiliki Indonesia, seperti Candi Borobudur. Salah satunya adalah kompetisi fotografi, seperti yang disampaikan oleh fotografer surat kabar Harian Kompas, Arbain Rambey dalam temu wicara bertema “Mencintai Warisan Dunia Melalui Fotografi” pada Senin (29/08/2016) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

“Dengan menjadikan Candi Borobudur sebagai sasaran tembak untuk fotografi, mereka datang ke Borobudur, lalu berusaha untuk menyajikan yang paling indahnya. Dari situ nanti mereka akan sadar betapa menariknya Borobudur,” ujar Arbain.

Pemanfaatan media sosial juga berperan dalam menarik generasi muda untuk mau mengenal lebih dekat Candi Borobudur. Arbain menggunakan media sosial Instagram sebagai salah satu medium untuk menampilkan karya-karya fotografi bagi generasi muda masa kini.

“Kalau sekarang generasi muda mau kita rangkul untuk mengenal Borobudur, katakanlah buat lomba foto Instagram tentang Borobudur. Kita buat ‘pop’ saja, tapi tetap mengikuti rambu-rambu seperti jangan menginjak stupa,” jelasnya.

Lain halnya dengan fotografer Galeri Foto Antara, Oscar Matuloh. Menurutnya, adanya aplikasi augmented reality menjadi salah satu daya tarik yang mendorong perhatian generasi muda saat ini.

“Ini membuktikan bahwa jalan masuk (ke anak muda) berubah dari zaman ke zaman,” kata Oscar dalam temu wicara tersebut.

Menurut Oscar, pemerintah sendiri perlu memberikan contoh bagi generasi muda dalam menghargai dan mengenal lebih dekat warisan-warisan budaya yang ada saat ini. Hal tersebut ia tekankan pada foto-foto dokumentasi yang dimiliki oleh pemerintah.

Ia menemukan bahwa pemerintah seringkali banyak mereproduksi foto-foto yang ada di surat kabar lama terkait momen-momen bersejarah. Hal tersebut memberi kesan bahwa pemerintah enggan untuk mencari sumber primer dari foto-foto tersebut.

“Himbauan untuk pemerintah sendiri, sebaiknya pemerintah harus mengapresiasi foto-foto dari sumber aslinya,” jelasnya. Ini menjadi bagian dari cara kita menjaga warisan budaya lewat fotografi.

Temu wicara yang juga turut dihadiri oleh dokumentalis Candi Borobudur Suparno dan fotografer National Geographic Indonesia Feri Latief, sebagai bagian dari rangkaian peringatan 25 tahun penetapan Candi Borobudur dan Prambanan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Bersamaan itu, turut serta diadakan pameran foto-foto Candi Borobudur dan Prambanan yang berlangsung pada tanggal 29 dan 30 Agustus 2016.