Bumi Alami Percepatan dalam Kenaikan Suhu

By , Kamis, 1 September 2016 | 18:00 WIB

Planet ini menghangat pada fase yang belum pernah dialami dalam 1.000 tahun sebelumnya. Hal ini menempatkan dunia pada batas suhu yang krusial yang telah disepakati oleh banyak negara tahun lalu, menurut ilmuwan iklim NASA.

Tahun ini, panas di Bumi mencapai rata-rata suhu global yang mencapai puncaknya yaitu 1,38 derajat Celcius di atas yang pernah dialami pada abad ke-19. Suhu yang terjadi kini mendekati batas 1,5 derajat Celcius yang telah disetujui dalam kesepakatan iklim di Paris.

Dimulai dari data yang ada sejak 1880, Juli menjadi bulan paling panas.

Namun NASA mengatakan bahwa penelitian suhu kembali dilakukan lebih lanjut lewat analisis inti es dan sedimen. Hasilnya menunjukkan, bahwa pemanasan dalam beberapa dekade terakhir telah keluar dari batas yang seharusnya, selama periode milenium terakhir.

“Dalam 30 tahun terakhir, kita benar-benar bergerak ke teritorial yang tidak biasa,” ujar Gavin Schimdt, direktur Goddard Institute for Space Studies, NASA. “Belum pernah terjadi seperti ini dalam 1.000 tahun. Tidak ada periode yang menunjukkan tren peningkatan suhu seperti yang terlihat pada abad ke-20,” lanjutnya.

Menurutnya, menjaga agar suhu tetap dibawah 1,5 derajat Celcius membutuhkan pemotongan emisi karbon dioksida yang signifikan.

“Ini adalah tren jangka panjang yang harus kita khawatirkan,” ujar Schmidt. “Tidak ada penundaan dalam peningkatan suhu. Ini akan menjadi masalah yang kronis bagi masyarakat untuk 100 tahun selanjutnya.”

Schimdt adalah ilmuwan yang menuliskan target suhu 1,5 derajat Celsius tersebut, yang kemudian di adopsi oleh rapat PBB bulan Desember lalu, setelah diskusi berat tentang pulau-pulau di negara yang akan terkena dampak dari peningkatan level permukaan laut jika suhu tetap berada di level ini.

Penelitian terbaru menemukan bahwa lima tahun lagi, level emisi karbon dioksida akan berada pada tingkat kita tidak akan bisa lari dari perubahan iklim dan peningkatan suhu hingga 1,5 derajat Celsius.

Suhu yang direkonstruksi oleh NASA, bekerja sama dengan lembaga National Oceanic and Atmospheric Administration, menemukan bahwa suhu global meningkat 4-7 derajat Celsius dalam periode 5.000 tahun setelah jaman es. Suhu akan meningkat terus 10 kali lebih cepat dari tingkat suhu panas sebelumnya.

Peningkatan fase suhu panas berarti dunia akan menghadapi tingkat setidaknya 20 kali lebih cepat dari rata-rata sejarah kenaikan suhu yang terjadi dalam 100 tahun, menurut NASA. Perbandingan tersebut diambil dari bukti yang melekat pada lapisan es, sedimen laut, dan batuan kuno.

Sulit membandingkan dari tahun ke tahun sebelum abad ke-19, namun rekonstrusi NASA mampu menunjukkan bahwa laju kenaikan suhu selama beberapa dekade terakhir melampaui dari apa yang pernah terjadi dalam 500 tahun.