Mengulik Sejarah Pisang di Amerika

By , Sabtu, 3 September 2016 | 14:00 WIB

Buah ini paling banyak dikonsumsi di dunia. Ia makanan bagi berbagai generasi dari bayi-bayi tanpa gigi hingga para jompo yang ompong. Strukturnya lembut, manis, dan mudah dicerna, ialah pisang.

Pisang telah melintasi banyak era sejarah. Ia telah bertanggung jawab atas dinamika seluruh pemerintahan, baik saat naik atau turun. Pisang membantu ekonomi negara yang terkepung. Jika diperumpamakan sebagai buah-buahan, pisang adalah negara adidaya dunia. Lalu, jika ia seorang bintang pop, tak lain dan tak bukan ia adalah Beyonce.

Baca juga: Enam Penjaga Hutan di Taman Nasional Virunga Kongo Tewas Diserang

Dan Koeppel dalam bukunya Banana: The Fate of the Fruit That Changed the World, menjelaskan bagaimana pisang menemukan ketenarannya. Koeppel menyebut pisang sebagai salah satu organisme yang paling menarik di bumi untuk sejumlah alasan.

Tanaman induk pisang bukanlah pohon melainkan tanaman herbal, dan buahnya sendiri adalah berry. Perlintasan pisang memiliki kisah imigrasi di baliknya. Pisang berasal dari spesies hutan di Asia Tenggara, kemudian menjadi tanaman buah terbesar dan tanaman pangan keempat yang paling berharga di dunia (selain gandum, beras, dan susu).

Kisah perjalanan pisang adalah kisah tentang bagaimana manusia terlalu optimis terhadap produksi pangan. Lebih dari makanan industri lainnya seperti daging sapi, telur, atau roti, pisang modern adalah keajaiban biologi, dan karena ini, ia memiliki risiko biologis yang luar biasa.

Dari ribuan pisang yang telah berkembang di Bumi, satu-satunya dengan jangkauan global adalah Cavendish, bukan raja atau ratu pisang. Sebagian besar orang-orang dunia mengenal Cavendish seperti halnya pisang biasa, seperti saat Anda membeli pisang di Roma identik dengan salah satu pisang di Rochester. Tentu, ini akan menjadi berita menarik untuk Duke William George Spencer Cavendish, orang pertama yang menyebarkan tanaman pisang pada tahun 1834. Ia kemudian memberi tanaman itu nama belakangnya.

Amerika Serikat mengonsumsi 3 juta ton pisang setiap tahun. Angka yang besar untuk sebuah negara yang sangat sedikit memproduksi pisang. Faktanya AS menempati urutan nomor 92, di atas Samoa, Kiribati, dan Guyana Perancis, daerah yang menghasilkan kurang dari seperseratus dari satu persen total daftar produsen pisang dunia.

Baca juga: Lima Makanan Pencegah Kanker Prostat

Dominasi global, dikombinasikan dengan pasar konsumen yang kuat, menambah fakta bahwa keberadaan pisang sungguh penuh risiko. Bukan hanya karena dampak perubahan iklim.

"Ada krisis pisang global," CNN melaporkan pada awal tahun ini. BBC menyatakan bahwa Cavendish berisiko alami kematian dalam waktu dekat.

Krisis pada pisang ini disebabkan oleh penyakit Panama, akar jamur menyesakkan dari Taiwan. Jika jamur dapat membunuh satu pisang, maka ia juga dapat membunuh yang lainnya.