Ledakan Roket SpaceX Ingatkan Kita Penerbangan Luar Angkasa Penuh Risiko

By , Sabtu, 3 September 2016 | 16:00 WIB

Sebuah ledakan mengguncang landasan SpaceX di Cape Canaveral, Florida. Ledakan terjadi pada Kamis (1/9) pagi menghancurkan salah satu roket perusahaan dirgantara dan satelit komunikasi Israel. Roket dijadwalkan meluncur pada hari Sabtu (3/9).

Ledakan terjadi sekitar pukul 09:07 waktu setempat di kompleks peluncuran Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral, NASA Kennedy Space Center. Saksi mata melaporkan tampak awan asap gelap dengan gemuruh yang nyaring, ledakan bisa dirasakan dalam beberapa mil.

"Belum ada ancaman terhadap keselamatan publik dan ada personil darurat di tempat kejadian,” ungkap Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan. Pada pernyataan terpisah, SpaceX mengatakan bahwa terdapat sebuah anomali pada pad yang mengakibatkan hilangnya kontrol kendaraan dan muatannya.

Menurut Stephanie Martin petugas urusan publik di Kennedy Space Center, roket merupakan kendaraan komersial SpaceX pada landasan Angkatan Udara. Sehingga, NASA tidak memiliki informasi langsung mengenai insiden tersebut.

"Personil Kennedy Space Center bagian Pusat Operasi Darurat sedang memantau situasi dan bersiap untuk membantu jika diperlukan," jelas Martin. "Sedangkan bagian Kesehatan Lingkungan memantau kualitas udara untuk memastikannya aman bagi karyawan."

Belajar dari Tragedi

Memang, tingkat keberhasilan keseluruhan peluncuran roket masih tinggi (tahun lalu, 82 dari 87 yang berhasil masuk ke orbit di seluruh dunia), namun biaya setiap kegagalan dalam dolar dan kredibilitas pasti tak dapat dihindari.

Salah satu kegagalan yang paling mahal oleh AS adalah peluncuran kendaraan tak berawak pada 2011. Ketika empat tahap Taurus XL booster membawa satelit seharga $ 424.000.000 untuk mempelajari iklim bumi, justru jatuh ke Samudera Pasifik.

Beberapa roket bahkan tidak pernah berhasil meluncur. Kegagalan paling mengerikan terjadi pada tahun 1967, ketika kebakaran dahsyat menewaskan tiga astronot NASA selama uji peluncuran wahana Apollo dan Saturnus. Tragedi mematikan tersebut merupakan kali pertama yang menimpa program luar angkasa manusia.

Tragedi itu membuahkan hasil yang penting, yakni NASA secara signifikan meningkatkan fitur keselamatan dan protokol pada wahana Apollo setelah kecelakaan itu.

Administrator NASA, Charles Bolden mengatakan bahwa ledakan pada Kamis (1/9), seperti tragedi-tragedi yang terjadi sebelumnya. "Itu adalah pengingat bahwa penerbangan luar angkasa merupakan tantangan yang luar biasa, tapi kami belajar dari setiap keberhasilan dan setiap kemunduran," ujar Bolden.