Gajah Hutan Afrika Butuh Hampir 100 Tahun Pulih dari Perburuan

By , Sabtu, 3 September 2016 | 20:00 WIB

Jika membunuh binatang seberat 2,7 ton hanya untuk diambil gadingnya tak cukup mengerikan, maka pertimbangkan kenyataan ini! Gajah hutan Afrika membutuhkan satu abad untuk pulih dari kehancuran yang pemburu sebabkan lebih dari satu dekade terakhir.

Tingkat perburuan yang semakin tinggi dalam 15 tahun terakhir membuat makhluk yang sulit dipahami dan pemalu ini punah lebih cepat dari perkiraan. Populasinya telah menurun lebih dari 60 persen sejak 2002.

Hal tersebut menjadi landasan studi yang dipimpin oleh Wildlife Conservation Society. Komunitas tersebut mengatakan bahwa penelitian merupakan studi pertama yang memasukkan demografi gajah hutan. Hasil penelitian diterbitkan Rabu (31/7) di Journal of Applied Ecology.

Peneliti menggunakan data gajah di kawasan hutan Dzanga di Republik Afrika Tengah selama 23 tahun. Peneliti menemukan bahwa penurunan drastis populasi disebabkan oleh perburuan dan hilangnya habitat, selain faktor eksternal diperburuk pula dengan tingkat reproduksi gajah yang sangat rendah.

Sebelumnya telah diasumsikan bahwa gajah hutan, subspesies dari gajah Afrika, melahirkan pada tingkat yang sama dengan gajah sabana. Namun, tim menemukan bahwa dibutuhkan lebih dari 20 tahun bagi gajah hutan betina untuk mulai bereproduksi. Sedangkan, jangka waktu rata-rata kelahiran adalah antara 5-6 tahun. Ini berarti pertumbuhan gajah hutan sebenarnya tiga kali lebih lambat dari rekan-rekan mereka, gajah sabana.

“Studi ini menyediakan bagian yang penting tentang pemahaman mengenai status konservasi mengerikan dari spesies gajah hutan,” ujar Andrea Turkalo, pemimpin penelitian dari Wildlife Conservation Society dalam suatu pernyataan.

Berdasarkan temuan penelitian sebelumnya, antara tahun 2002 dan 2013, populasi gajah hutan anjlok sebesar 65 persen. Pemulihan dari penurunan populasi tersebut membutuhkan waktu lebih dari 90 tahun.

"Dampak dari data ini adalah bahwa gajah hutan menghadapi tantangan besar dalam pemulihan akibat tingkat perburuan saat ini, dan jika perburuan tidak dibatasi mereka dihadapkan pada kepunahan lebih cepat dari yang kita perkirakan," jelas Turkalo.

Turkalo kemudian menambahkan, "Kecuali kita bisa lebih melindungi mereka, dan membatasi perkembangan industri ekstraktif di daerah di mana gajah hutan berada, hewan-hewan ini dikutuk."

Para penulis memaparkan bahwa hingga saat ini perdebatan mengenai keberlanjutan perdagangan gading gajah justru meningkat tajam dibanding pertumbuhan gajah hutan.