Dapatkah Ledakan Gas Menjelaskan Fenomena Segitiga Bermuda?

By , Senin, 5 September 2016 | 16:30 WIB

Penyebab yang ada di balik Segitiga Bermuda mungkin mampu menjelaskan lubang misterius yang muncul di Siberia.

Penelusuran sejumlah kawah misterius di Siberia tahun ini melahirkan sebuah spekulasi asal muasal mereka. Saat ini, laporan terbaru menunjukkan penjelasan dari munculnya lubang tersebut. Klaim laporan tersebut menyebutkan misteri ini memiliki hubungan dengan keberadaan Segitiga Bermuda.

Bagaimanapun, peneliti lain tidak melibatkan laporan terbaru mengenai mekanisme lubang aneh yang hilang di Segitiga Bermuda, sebuah tempat yang tidak pernah sama sekali terbukti keberadaanya.

Bulan Juli, gembala rusa Siberia menemukan sebuah lubang besar di Yamal Peninsula, yang berarti ‘akhir dari dunia’. Kemudian, ditemukan lagi dua lubang lebar, dimana salah satu lubang ditemukan di Distrik Taz, dan lubang lainnya di Taymyr Peninsula. Namun sementara itu, para ilmuwan berspekulasi penyebab dari lubang-lubang aneh di Siberia tersebut, asal muasal mereka mungkin akan mengungkapkan misteri mereka.

Metana hidrat mungkin menjadi yang paling bertanggungjawab dari hilangnya kapal-kapal dan pesawat terbang dibawah pusaran misterius pada Segitiga Bermuda.

Pada bulan yang sama, ilmuwan Rusia melaporkan dalam jurnal Nature mengenai ledakan gas yang terjebak dalam permafrost, atau yang diketahui sebagai metana hidrat, yang kemungkinan membentuk lubang-lubang besar tersebut. Udara di dekat dasar lubang mengandung konsentrasi metana tinggi yang tidak biasa.

Namun saat ini, para peneliti masih melakukan penelitian lebih lanjut, dan menunjukkan bahwa metana hidrat mungkin menjadi yang paling bertanggungjawab dari hilangnya kapal-kapal dan pesawat terbang dibawah pusaran misterius pada Segitiga Bermuda.

Terlepas dari benar ada atau tidaknya Segitiga Bermuda, para peneliti beranggapan bahwa gas metana yang keluar itu mampu menenggelamkan kapal-kapal.

“Hal ini sangat mungkin jika lubang-lubang yang sama di lautan itu dibentuk oleh pembusukan gas hidrat,”

“Hal ini sangat mungkin jika lubang-lubang yang sama di lautan itu dibentuk oleh pembusukan gas hidrat,” ujar Vladimir Romanovsky, geofisikawan yang mempelajari permafrost di University of Alaska Fairbanks, namun tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Metana normalnya berada di bawah tekanan pada kedalaman laut, namun substansi es mampu membawa gelembung gas ke atas pemukaan.

“Gas hidrat yang diketahui berada di garis kontinental Atlantik Utara Amerika Serikat, dengan daerah yang sangat besar di Blake Ridge (utara dari Segitiga Bermuda),” jelas Benjamin Phrampus, seorang ilmuwan Bumi di Southern Methodist University di Dallas.

Faktanya, sebuah penelitian di tahun 2013 yang dipublikasikan dalam American Journal of Physics menemukan bahwa gelembung-gelembung tersebut mungkin yang menenggelamkan kapal-kapal.

Untuk penelitian tersebut, para peneliti membangun sebuah model kapal yang melepaskan sebuah gelembung besar dari bawahnya, dan merekam apa yang terjadi. Jika kapal berada tepat di atas gelembung tersebut, kapal akan kehilangan daya apung dan tenggelam.

Namun meski fenomena tersebut bekerja dengan sebuah model kapal, tidak ada bukti yang memungkinkan hal tersebut terjadi, jelas Phrampus. Metana dengan skala besar yang dilepaskan dari dalam laut itu tidak pernah dilaporkan dalam sejarah terbaru, ketika kapal dan pesawat menghilang pasti keduanya berada di dalam area Segitiga Bermuda.

Angkatan Laut AS tidak percaya jika Segitiga Bermuda itu ada dan dewan AS untuk Penamaan Geografi belum memberikan itu sebagai sebuah nama resmi.