Sebuah penelitian terbaru dilakukan di Brazil terkait wabah Zika. Penelitian melibatkan 70 bayi yang ibunya telah dikonfirmasi terinfeksi Zika. Berdasarkan pengamatan ditemukan hampir enam persen bayi memiliki gangguan pendengaran. Tentunya, temuan ini menambahkan komplikasi baru ke daftar penyakit yang disebabkan oleh virus Zika
Hasil penelitian ini dipublikasi dalam laporan mingguan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS pada Selasa (30/8). Badan tersebut mengonfirmasi beberapa bayi yang baru lahir menderita tuli dari Ibu dengan infeksi Zika.
Beberapa infeksi virus lain selama kehamilan juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran, termasuk rubella dan cytomegalovirus, atau infeksi CMV. Hasil studi menambah infeksi Zika ke dalam daftar itu.
Para ilmuwan mengatakan Zika harus dianggap sebagai faktor risiko gangguan pendengaran, dan anak-anak yang selama kehamilan terinfeksi Zika, namun memiliki pendengaran normal saat lahir harus melakukan pemeriksaan secara teratur untuk mencegah gangguan pendengaran yang progresif.
Temuan ini merupakan bagian dari upaya untuk mencari gejala dan komplikasi lain yang disebabkan oleh virus Zika selama kehamilan. Virus ini terkenal karena menyebabkan cacat lahir mikrosefali berat, yang ditandai dengan kepala berukuran kecil dan otak terbelakang.
Hubungan antara Zika dan mikrosefali pertama kali mencuat musim gugur tahun lalu di Brazil. Semenjak itu pula dikonfirmasi lebih dari 1.800 kasus mikrosefali terjadi. Di Asia Tenggara, virus Zika telah mencapai Singapura. Sebanyak 215 kasus terkait infeksi Zika telah dilaporkan di Singapura.