Limbah Salak Berpotensi Jadi Energi Alternatif Masa Depan

By , Senin, 5 September 2016 | 13:00 WIB

Proyek Muhammad Fahmi dan Tatang Sasongko dari SMA Muhammadiyah Pakem Yogyakarta berjudul “Pemanfaatan Limbah Salak Pondoh Menjadi Bioetanol dan Pupuk Organik” terpilih menjadi 25 besar finalis kompetisi Toyota Eco Youth (TEY) 10. Manfaat dari proyek ini adalah dapat meningkatkan nilai tambah dari buah salak, mampu memberdayakan para petani salak, dan ikut berkontribusi dalam upaya mencari energi alternatif.

“Kami menggunakan salak busuk atau salak sortiran terakhir yang selama ini tidak dimanfaatkan, semua hampir dapat dimanfaatkan dari kulit hingga bijinya,” ujar Fahmi menyebutkan nilai plus dari proyeknya ini.

Salak busuk atau salak sortiran terakhir yang selama ini dibuang begitu saja, semua hampir dapat dimanfaatkan dari kulit hingga bijinya. (Tim SMA Muhammadiyah Pakem)

Dukungan dari penduduk sekitar saat mereka terpilih menjadi finalis, membuat semangat mereka melambung, walaupun pada awalnya mereka tidak yakin akan masuk menadi finalis 25 besar yang biaya implementasinya dibiayai oleh Toyota. Sampai saat ini mereka sudah mulai melakukan proses pembuatan etanol dari buah salak seperti menggiling dan memfermentasi salak.

Setiap finalis pasti memiliki harapan bahwa proyeknya akan terus berjalan sampai selamanya, tidak terkecuali Fahmi dan Tatang.

“Harapan kami adalah projek kami dapat terus berjalan dan dapat memberi manfaat luas bagi masyarakat, serta meningkatkan ekonomi para petani salak.”