Polusi Udara Tinggalkan Jejak Logam Magnetik Berbahaya dalam Otak Kita

By , Minggu, 11 September 2016 | 12:00 WIB

Nanopartikel besi magnetik yang ditemukan di asap lalu lintas dapat memasuki otak kita. Para peneliti mengatakan, butir-butir kecil ini kemungkinan dapat berkontribusi terhadap penyakit-penyakit otak seperti Alzheimer.

Nanopartikel merupakan bentuk besi oksida yang disebut magnetit. Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menemukan  jutaan partikel ini dalam satu gram jaringan otak para partisipan. Pengamatan seksama menunjukkan partikel ini memiliki kemiripan yang mencolok dengan magnetit udara yang terbentuk dalam suhu tinggi selama proses pembakaran bahan bakar kendaraan.

“Ketika kami mengamati nanopartikel besi yang terdapat di dalam otak, mereka memiliki kecocokan dengan partikel magnetit yang kami temukan di polusi lalu lintas,” ujar penulis studi, Barbara maher, ilmuwan di University of Lancaster.

“Kami menduga yang terjadi adalah, ketika kita menghirup udara, partikel-pertikel ini cukup kecil sehingga dapat melewati hidung dan mencapai otak melalui Bulbus olfaktorius,” ujar Maher.

Bulbus olfaktorius adalah struktur otak vertebrata yang mempengaruhi penciuman. Rute menuju otak ini merupakan salah satu dari sedikit rute yang tidak dilindungi oleh sawar darah otak, yang biasa menghalangi partikel asing pada darah mencapai otak.

“Ketika kami mengamati nanopartikel besi yang terdapat di dalam otak, mereka memiliki kecocokan dengan partikel magnetit yang kami temukan di polusi lalu lintas,” ujar penulis studi, Barbara maher, ilmuwan di University of Lancaster.

Beberapa studi terdahulu telah menunjukkan hubungan antara Alzheimer dan jumlah besar magnetit. Senyawa itu diperkirakan terbentuk secara alami di otak dan terkristalisasi dalam bentuk-bentuk kaku, namun studi terbaru menemukan bahwa kebanyakan partikel besi itu memiliki karakteristik berbeda.

“Partikel-partikel ini berbentuk bulat, sama dengan partikel-partikel polusi yang biasanya berbentuk tetesan air,” kata Maher.

Partikel-partikel ini memiliki ukuran bervariasi, dengan diameter antara 10 hingga 150 nanometer (sepermilyar meter). Mereka juga bercampur dengan partikel logam asing lainnya, seperti platinum dan nikel. “Sulit untuk membayangkan bagaimana mereka terbentuk secara alami di dalam otak,” tambah Maher.

Meskipun beberapa studi telah menemukan jumlah melimpah magnetit di area otak penderita Alzheimer, namun belum diketahui sepenuhnya bagaimana besi terlibat dalam penyakit tersebut. Tanda paling jelas penyakit Alzheimer adalah akumulasi plak amiloid di antara sel-sel saraf, dan studi yang dipublikasikan awal tahun ini menemukan partikel magnetit dalam plak tersebut.

Maher mengatakan, partikel-partikel magnetit ini super kecil, sehingga memakai masker tampaknya tak begitu berguna. Untuk menghindari partikel magnetit dari polusi udara, cara terbaiknya adalah menghindari daerah-daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi.

Pepohonan juga cukup membantu. Pohon-pohon di pinggir jalan berkonstribusi besar dalam mengurangi partikel-partikel berbahaya dari polusi udara. Jika rmemiliki rumah di pinggir jalan raya, Anda juga bisa menanam dan meletakkan tanaman-tanaman ini di ruangan untuk membantu menyerap polusi udara di dalam rumah.