Energi yang dibutuhkan untuk menggerakan planet ini diketahui akan tersedia kembali tahun 2025, ujar para peneliti.
Planet kita membutuhkan energi untuk menjalankan mesin yang menghasilkan beragam fungsi, dari pergerakan lempeng tektonik dan aktivitas vulkanik hingga medan magnet. Untuk menggerakan itu semua, mereka mendapatkan energi dari dua sumber, yaitu energi yang ditinggalkan dalam formasi Bumi dan energi nuklir dari panas yang dihasilkan oleh radioaktif alami.
Ilmuwan cukup terkejut mengenai bagaimana sumber energi yang tersisa di Bumi setelah 4.6 miliyar tahun masih bertahan untuk waktu yang begitu lama.
Namun saat ini, dalam laporan di jurnal Nature Scientific, ilmuwan dari University of Maryland dan Charles University di Republik Ceko, serta Academy of Geological Science Tiongkok mengatakan bahwa mereka telah mengembangkan metode yang akan memproduksi sebuah estimasi terpercaya tahun 2025 nanti.
Dalam makalah terbarunya, tim ahli geologi dan fisikawan neutrino mengklaim bahwa pada tahun 2025, bahan bakar nuklir dan tenaga radioaktif akan terpenuhi kembali.
Untuk menghitung jumlah bahan bakar yang ada di dalam Bumi, ilmuwan akan fokus untuk mendeteksi geoneutrinos, partikel kecil yang diproduksi oleh reaksi nuklir dalam supernova bintang, termasuk matahari, lubang hitam dan reaktor nuklir buatan manusia.
Partikel tersebut juga diproduksi oleh radioaktif yang ada di dalam Bumi. Pendeteksian geoneutrinos membutuhkan sebuah alat pelacak seukuran gedung kantor kecil, yang harus dikuburkan begitu dalam di tanah guna melindunginya dari radiasi kosmik.
Dua lokasi yang memiliki detektor kandungan itu adalah Italia dan Jepang. Satu alat pelacak yang akan dibangun di Cina akan memiliki ukuran 20 kali lebih besar dari alat-alat pelacak yang telah ada saat ini.