Pembantaian 20 Lumba-lumba Awali Perburuan Keji Tahunan di Jepang

By , Kamis, 15 September 2016 | 08:00 WIB

Dua puluh lumba-lumba dibantai di barat daya Kota Taiji, Jepang, Jumat (9/9). Pembantaian tersebut menandai awal perburuan sadis lumba-lumba yang rutin dilaksanakan tiap tahunnya.

Perburuan kontroversial itu telah menuai kecaman dunia sejak 2009, saat terungkap dalam film dokumenter berjudul The Cove, pemenang Academy Award. Film tersebut menggambarkan bagaimana nelayan Jepang mengumpulkan hingga 1.000 lumba-lumba dalam setahun untuk dijual ke taman laut atau dibunuh untuk diambil dagingnya.

Pembantaian tersebut, mengubah teluk kecil di Taiji menjadi berwarna merah. Pada 2015 lalu, Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Jepang melarang pembelian dan penjualan lumba-lumba dari perburuan kontroversial, setelah menerima protes keras dan tekanan dari Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Dunia.

Menurut Dolphin Project, organisasi non-profit perlindungan lumba-lumba, untuk perburuan tahun ini yang berlangsung dari September sampai Maret, Pemerintah Jepang telah menetapkan kuota perburuan sebesar 1.820 lumba-lumba dari berbagai spesies. Selain itu, para pelatih satwa diizinkan untuk memilih sekitar 150 lumba-lumba hidung botol, yang telah dipesan sebelumnya oleh taman laut di seluruh dunia. Kemungkinan, ada lebih banyak lumba-lumba yang terluka atau terbunuh dari yang dilaporkan.

Lumba-lumba terlihat muncul di permukaan laut di teluk Kota Taiji, Jepang. Perburuan lumba-lumba di Jepang telah menuai kecaman dunia sejak terungkap melalui film dokumenter The Cove tahun 2009 silam. (Adrian Mylne/Reuters via National Geographic)

Pendukung lumba-lumba di seluruh dunia telah memprotes kekejian perburuan tersebut pada 1 September lalu. “Pembantaian lumba-lumba tak bisa dipertahankan jika menimbang pengetahuan ilmiah kita tentang lumba-lumba. Satwa tersebut menunjukkan berbagai kemampuan kognitif menakjubkan, termasuk kepedulian diri dan sosial,” ujar Diana Reiss, psikolog yang mempelajari perilaku lumba-lumba, kepada New Scienctist, 2013 silam.

Para konservasionis berharap, sorotan dunia terhadap Jepang menjelang penyelenggaraan Olimpiade 2020 akan mendorong pemerintah untuk melarang perburuan.

Hal tersebut ditegaskan oleh direktur asosiasi proyek mamalia laut di lembaga non profit Earth Island Institute. Ia mengatakan, “Kami mendesak pemerintah Jepang untuk mempertimbangkan sorotan dunia pada Jepang untuk Olimpiade Tokyo 2020 dan mengakhiri aktivitas berburu lumba-lumba dan paus.”