Cina akhirnya meluncurkan laboratorium antariksa keduanya Kamis lalu. Negara tersebut tengah berencana untuk membentuk kru antariksa mereka sendiri tahun 2022.
Tiangong-2 diluncurkan setelah pukul 10 waktu setempat dari gurun Gobi, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Xinhua.
Stasiun televisi CCTV menyiarkan gambar dari mesin roket Long March-2F secara perlahan terbang ke udara meninggalkan asap bahan bakar yang dihasilkannya.
Tiangong yang memiliki berat 8,6 ton itu mengorbit di ketinggian 380 kilometer di atas bumi, mengutip wawancara Xinhua dengan direktur deputi kantor operasional teknis antariksa Cina.
Hal itu dilakukan untuk memberikan jalan bagi misi Shenzhou-11 yang nantinya akan membawa dua astronot ke Tiangong-2 untuk bertugas selama 30 hari.
Dalam Tiangong-2, dua astronot tersebut akan membawa proyek penelitian mereka yang berhubungan dengan perbaikan peralatan pengorbitan, pengobatan medis dalam pesawat antariksa, fisika dan biologi antariksa, penelitian panas dan atom yang ada di ruang angkasa.
Zhou Jianping, kepala teknisi dari program operasional ruang angkasa Cina, mengatakan bahwa Tianng-2 memiliki teknologi yang telah terverifikasi sebagai konstruksi dari stasiun antariksa itu sendiri.
“Tiiangong-2 memiliki kapasitas teknologi dasar dari stasiun antariksa,” ujar Zhou.
“Setelah misi laboratorium antariksa ini berakhir, Cina akan mulai membangun stasiun antariksa mereka sendiri,” ujarnya.
Bulan April 2017 nanti, pesawat antariksa kargo pertama Cina Tianzhou-1 akan dikirimkan ke lab ruang angkasa untuk mengirimkan bahan bakar dan pasokan lainnya.
Cina telah mengucurkan dana hingga miliyaran untuk program antariksa ini dan bekerja lebih keras untuk mengejar Amerika dan Eropa.
Negara tersebut meluncurkan laboratorium antariksa pertamanya, Tiangong-1, pada bulan September 2011 dan mengakhiri transmisinya pada bulan Maret lalu. Diperkirakan laboratorium antariksa itu akan kembali ke Bumi tahun 2017.