6 Makanan yang Sering Ditolak Ahli Racun

By , Minggu, 18 September 2016 | 09:00 WIB

Setelah menghabiskan lebih dari 20 tahun bekerja terkait tuntutan hukum keracunan makanan, Bill Marler memiliki jenis makanan tertentu yang tak pernah ia konsumsi lagi. Pengacara yang telah memenangkan lebih dari $600 juta untuk kliennya ini, mengatakan pengalaman lah yang membuatnya yakin jenis makanan tertentu tak sebanding dengan risiko ke depan.

1. Tiram Mentah

Marler mengatakan bahwa ia telah melihat lebih penyakit bawaan makanan terkait dengan tiram dalam lima tahun terakhir dibandingkan dua dekade sebelumnya. Pelaku utaman tentu pemanasan air. Perairan global yang memanas, menghasilkan pertumbuhan mikroba, yang berakhir padai tiram mentah. Tiram mentah biasanya langsung dikonsumsi dengan menyeruputnya, tanpa di masak.

2. Buah dan Sayuran yang Belum Dicuci atau Dikupas

Sayuran hijau, seperti bayam dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi (dothurleyblog.co.uk)
Marler memilih mencegah terjangkit wabah. Salah satunya adalah dengan mencuci dan mengupas buah dan sayuran. Buah dan sayuran yang belum dicuci rawan terkontaminasi. Selain itu, semakin banyak orang yang menangani dan mengolah makanan berarti lebih banyak kesempatan makanan untuk terkontaminasi.

3. Kecambah Mentah

Wabah dari Kecambah adalah penyebab lebih dari 30 wabah bakteri, terutama salmonella dan E. coli dalam dua dekade terakhir.

"Ada terlalu banyak wabah, karena tidak memperhatikan risiko kontaminasi kecambah. Mereka adalah produk yang saya tidak makan sama sekali." Ujar Marler

4. Daging Setengah Matang

Maaf, Chef ! Marler tidak akan memesan steak dengan tingkat kematangan medium lagi. Menurut para ahli, daging harus dimasak sampai 160 derajat untuk membunuh seluruh bakteri yang bisa menyebabkan E. coli atau salmonella.

5. Telur Setengah Matang

Menurut Marler, keracunan makanan yang disebabkan telur mentah jauh lebih rendah hari ini dari 20 tahun lalu. Namun, ia masih tidak ingin mengambil risiko.

6. Susu dan Jus Tanpa Pasteurisasi

Produk susu ragi hadir sebagai pelengkap susu sapi, bukan pengganti susu sapi secara keseluruhan. (Thinkstock)

Sebuah gerakan berkembang untuk mendorong orang-orang meminum susu mentah (segar) dan jus. Mereka beralasan jika pasteurisasi menghabiskannya nilai gizi. Marler mengatakan bahwa pasteurisasi tidak berbahaya, minuman mentah justru sebaliknya ! berbahaya tanpa disadari. Ini karena minuman mentah melewatkan langkah keamanan. Itu berarti akan terjadi peningkatan risiko kontaminasi oleh bakteri, virus, dan parasit.