Temuan Gunung Api Bawah Laut yang Hampir Punah

By , Selasa, 20 September 2016 | 09:00 WIB

Sebagian besar orang mengakui bahwa kita lebih banyak mengetahui seluk beluk antariksa ketimbang apa yang ada di kedalaman laut di planet tempat kita tinggal. Hal itu rupanya bukan lah sebuah pernyataan yang salah.

Penemuan adanya kawah asteroid di kedalaman laut hingga kehidupan misterius para mahluk laut, membuat Associated Press mengungkapkannya lewat sebuah laporan eksklusif. Tim yang terdiri tiga penyelam Pisces V berharap untuk menemukan sebuah rahasia dramatis yang ada di lepas pantai Hawaii.

Mereka menemukan sebuah gunung api bawah laut yang dikenal dengan nama ‘seamounts’. Gunung itu terus naik ke atas dari dasar laut. Ketika pergerakan lempeng tektonik bergerak, seamount akan berhenti mengeluarkan lava, namun akan tetap berdiri tegak.

Gunung laut The Cook menjadi salah satu keragaman hayati utama di sana. Dengan lebar 3.962 meter, gunung tersebut lebih tinggi dari Gunung Fuji di Jepang.

Tak hanya itu, di kedalaman laut tersebut para penyelam menemukan keragaman hayati seperti flora, faunan, dan kehidupan mikroba yang tak pernah mereka temui dimanapun di Bumi. Melakukan penelitian dari lingkungan tersembunyi ini menjadi tujuan utama tim Pisces V.

Gunung laut The Cook menjadi salah satu keragaman hayati utama di sana. Dengan lebar 3.962 meter, gunung tersebut lebih tinggi dari Gunung Fuji di Jepang. Untuk pertama kalinya, peneliti dari Conservation International dan University of Hawaii menemukan karang berwarna ungu yang dinamai Purple Haze.

Cahaya matahari yang menghilang dari pandangan, dan sumber pencahayaan satu-satunya yang dimiliki oleh para penyelam adalah cahaya alami yang keluar dari mahluk bioluminecent yang berenang di dalam sana.

Ketika cahaya menerangi dalam laut, tim akan mampu melihat bintang laut, hiu, udang, kepiting, dan sejumlah mahluk ekstrim langka. Gurita Two Dumbo, yang dikenali lewat telinga mereka yang unik, dan ikan-ikan yang menghindari hiu.

“Kita tidak mengetahui apapun yang ada di dasar lautan,” ujar Peter Seligmann, salah satu pendiri Conservation International kepada AP. Kelompok itu berencana untuk mengunjungi 50 gunung laut lainnya dalam lima tahun kedepan.

“Apa yang kita ketahui adalah gunung laut tersebut menjadi tempat penampungan bagi spesies-spesies baru, namun kita tidak mengetahui nama mereka. Kita tidak mengetahui ilmu apa yang mereka miliki untuk kita,” ujarnya lagi.

Tim sebelumnya telah mengunjungi Lo-ihi, gunung api aktif yang ada di kerak Bumi. Suatu hari ia akan muncul dari dalam laut dan menjadi sebuah gunung api baru terbesar yang aktif di area tersebut, seperti Kilauea saat ini.