Penggunaan Antibiotik Berlebihan Masih Terjadi

By , Rabu, 21 September 2016 | 18:00 WIB

United Nation General Assembly (UNGA) akan mengumpulkan para pemimpin negara di New York. Mereka akan mendiskusikan isu kesehatan terkait penggunaan antibiotik yang berlebihan di banyak rumah sakit.

Para pemimpin dunia tersebut juga akan membicarakan perkembangan masalah dari mikroba, yang dikenal sebagai super-bugs. Mikroba ini diketahui mampu bertahan dari antibiotik yang telah ada saat ini.

Perkembangan masalah ini tak hanya menjadi isu kesehatan, namun juga dianggap mampu membawa ancaman bagi keseimbangan ekonomi dan sosial. Tantangan untuk menguraikan permasalahan ini menjadi ketakutan para peneliti, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine.

Peneliti melihat betapa komprehensifnya penggunaan antibiotik di banyak rumah sakit Amerika Serikat. Antara tahun 2006 dan 2012, tingkat pengguna antibiotik di 300 rumah sakit tidak mengalami perubahan dan cenderung mengalami kenaikan.

Terlebih lagi diketahui, kinerja antibiotik tidak mempan dalam menghadapi dua bakteri yang tengah berkembang saat ini, C. difficile dan S. aureus. Setiap tahunnya, sebanyak dua juta orang di Amerika Serikat terinfeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan antibiotik saat ini. Sebanyak 23.000 orang meninggal akibat dari infeksi tersebut.

“Untuk pertama kalinya, kami memiliki estimasi nasional terhadap apa yang terjadi di rumah sakit,” ujar Dr. Arjun Srinivasan, direktur asosiasi untuk program perawatan kesehatan terkait pencegahan infeksi di Centers for Disease Control and Prevention, yang juga penulis penelitian.

Faktanya, pengunaan antibiotik tetap sama dan tidak menurun, hingga membutuhkan perhatian khusus. Hal itu mengisyaratkan banyaknya dokter masih menggunakan resep sama dengan yang mereka berikan dulu. Penelitian menunjukkan bahwa banyak resep yang tidak penting ditunjukkan untuk tipe infeksi yang salah, sehingga antibiotik tidak bekerja dengan baik.

Di tengah banyaknya kekhawatiran yang bermunculan, peneliti menemukan bahwa ada jenis antibiotik yang seringkali digunakan, seperti obat generasi ketiga dan keempat. Seringkali disebut juga sebagai obat terakhir untuk menyembuhkan infeksi yang tidak mempan terobati oleh kelas-kelas antibiotik lainnya.

Penelitian ini tidak menganalisa mengapa obat ini harus diresepkan lebih banyak. Namun para dokter mencoba untuk menyembuhkan infeksi yang sulit untuk merespon obat-obat lama.