Prancis mengeluarkan kebijakan baru yang melarang penggunaan peralatan makan sekali pakai berbahan plastik mulai tahun 2020 mendatang. Pembuatan peralatan makan dari plastik akan digantikan dengan bahan yang lebih organik dan dapat terurai secara domestik.
Kebijakan ini menyusul pelarangan total plastik belanja yang telah diterapkan sejak Juli lalu, dan termasuk dalam rencana untuk menjadikan Prancis sebagai percontohan dunia dalam hal mengurangi konsumsi energi, limbah produksi plastik dan polusi yang disebabkan oleh sampah plastik.
Tahun lalu, ada sekitar 4,73 juta gelas plastik sekali pakai dan 17 juta kantong plastik yang dipakai di seluruh Prancis. Dengan keberadaan kebijakan baru ini, diharapkan dapat mengakhiri ketergantungan Prancis terhadap barang-barang plastik sekali pakai.
Larangan tersebut awalnya akan diberlakukan pada tahun 2017, namun akhirnya baru akan diberlakukan pada tahun 2020 guna memberikan waktu pada para produsen untuk menyesuaikan diri.
Pemerintah menetapkan bahwa dalam jangka waktu tiga tahun, 50 persen bahan yang digunakan untuk pembuatan peralatan makan sekali pakai harus organik dan dapat terurai. Presentase tersebut akan meningkat menjadi 60 persen pada tahun 2025.
Kabar ini tentu disambut gembira oleh para konservasionis di seluruh dunia. Dengan prediksi bahwa jumlah plastik di lautan kita akan lebih banyak dibanding ikan pada tahun 2050, langkah berani seperti yang dilakukan oleh Prancis sangat berarti dalam mengurangi masalah sampah dunia.
Meski demikian, kebijakan ini bukannya tanpa kontra. Pack2Go Europe, organisasi produsen kemasan seluruh Eropa yang berbasis di Brussels, mengumumkan bahwa mereka akan melawan kebijakan baru tersebut karena melanggar hak-hak produsen.
“Kami mendesak Komisi Eropa untuk mengambil tindakan hukum terhadap Prancis karena telah melanggar hukum Eropa,” kata Sekretaris Jendral Pack2Go Europe, Eamonn Bates kepada Associated Press.
“Jika mereka tidak melakukannya, kami yang akan melakukannya,” tegas Bates.
Bates berpendapat bahwa tidak ada bukti peralatan makan sekali pakai berbahan alami memiliki manfaat lingkungan yang lebih baik, dan tidak ada produk yang terbuat dari plastik berbahan alami yang bisa terurai dalam pengomposan domestik.
“Pelarangan itu juga akan membuat konsumen beranggapan bahwa tak masalah jika membuang sampah peralatan makan sekali pakai setelah digunakan, karena dapat terurai dengan mudah di alam. Itu omong kosong! Bahkan bisa memperburuk masalah sampah,” tukasnya.