Korea Utara mengatakan bahwa pemerintah mereka telah menguji senjata nuklir kelimanya, namun bagaimana cara kita mengetahuinya? Bagaimana cara mendeteksi pengujian nuklir bawah tanah yang letaknya begitu jauh?
Ketika Korea Utara mengumumkan untuk meledakkan senjata nuklirnya, badan intelijen dunia segera menarik perhatian mereka pada aktivitas negeri pimpinan Kim Jong-un tersebut.
Cara terbaik untuk mendeteksi ledakan nuklir adalah dengan mendengarnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi. Usaha tersebut dilakukan oleh Preparatory Commission for the Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO), sebuah organisasi internasional yang berharap untuk mencabut perlindungan hukum dari uji ledakan nuklir itu.
Untuk mendeteksi ledakan bawah tanah, CTBTO menggunakan jaringan dari 42 stasiun aktivitas seismik utama di seluruh dunia, dan disimpan kembali dalam 107 stasiun cadangan. Stasiun yang digunakan untuk penelitian aktivitas gempa bumi ini dapat mendeteksi ledakan bawah tanah yang terjadi dimana saja di planet ini.
Dengan menghitung arah, kecepatan, dan jenis gelombang seismik, mereka dapat menunjuk lokasi pengujian nuklir dengan akurasi yang tepat.
Sedangkan pengujian yang dilakukan di bawah air, CTBTO memiliki jaringan stasiun hidroakustik yang ada di planet ini. Bunyi bergerak lebih cepat dan efisien lewat air, sehingga CTBTO hanya membutuhkan 10 stasiun untuk melakukan pendeteksian tersebut.
Semua metode deteksi ini dapat diterapkan juga pada fenomena alam seperti gempa bumi atau gunung berapi, serta intensitas ledakan lainnya.