Sekelompok kecil orang berkumpul hari ini di sebuah hotel di pinggiran Gary, Indiana. Sembilan tamu berpakaian formal berdiri di sekitar meja yang hanya berisi kotak putih. Pendeta John Jackson dari Trinity United Church of Christ mulai berdoa.
"Tuhan yang kekal, kami berkumpul di sini hari ini untuk menghormati-Mu, dan untuk menghormati pembebas legendaris, pembebas dari perbudakan, dan seorang revolusioner, Pendeta Nathaniel Turner."
"Tuhan yang kekal, kami berkumpul di sini hari ini untuk menghormati-Mu, dan untuk menghormati pembebas legendaris, pembebas dari perbudakan, dan seorang revolusioner, Pendeta Nathaniel Turner."
Tuan rumah pertemuan ini berusia 83 tahun, ialah Richard Gordon Hatcher, yang menjabat sebagai walikota Gary 1968-1987. Ia merencanakan acara ini untuk keturunan keluarga Turner. Sebuah acara penyerahan sisa-sisa tubuh yang diduga milik Nat Turner. Para tamu kehormatan, Shannon Batton Aguirre dan Shelly Lucas Wood, adalah cicit perempuan dari cicit-cicit Nat Turner. Mereka terbang dari Washington DC untuk menerima sisa-sisa tubuh Turner.
Pada tahun 1831, setelah menerima apa yang dia yakini sebagai wahyu dari Tuhan, Nat Turner memimpin pemberontakan budak paling berdarah dalam sejarah Amerika. Ia didampingi oleh pasukan kecil yang terdiri dari saudara-saudaranya. Kelompok ini berjuang melalui pedesaan Southampton County, Virginia, dengan harapan mengakhiri momok perbudakan. Ketika pertumpahan darah berakhir, lebih dari 55 orang kulit putih terbaring mati.
Militer lokal berhasil memadamkan pemberontakan dalam waktu 48 jam, tetapi Turner berhasil menghindarinya. Setelah dua bulan, ia ditangkap dan diadili. Hingga pada tanggal 11 November, ia dihukum gantung di kota Yerusalem, yang sekarang Courtland, Virginia. Mulai dari inilah fakta-fakta seputar keberadaan jenazah Turner menjadi spekulasi orang-orang.
Banyak cerita beredar tentang nasib sisa-sisa jenazah Turner setelah kisahnya di tiang gantungan. Beberapa versi menyatakan bahwa ia dikuliti, dipotong, dan dipenggal kepalanya sebelum tubuhnya akhirnya dimakamkan di permakaman miskin setempat. Tengkorak dan otaknya kemudian dikirim untuk penelitian.
Banyak cerita beredar tentang nasib sisa-sisa jenazah Turner setelah kisahnya di tiang gantungan.
Pada saat upacara dan penyerahan, Aguirre dan Wood berurarai air mata sukacita. Mereka kembali diserahkan apa yang dipercaya sebagai sisa-sisa tubuh nenek moyang mereka.
Sebelum sepenuhnya diserahkan, keluarga Turner memberikan informasi silsilah serta sampel DNA mereka. Ini dilakukan untuk mengetahui, apakah tengkorak sesuai dengan profil genetik keluarga turunannya. Jika dikonfirmasi sebagai Turner, ia akan dikuburkan di samping keturunan lainnya. Dan, Nat Turner pun kembali ke keluarga.