Timbunan Sampah Pasifik Lebih Besar dari Perkiraan

By , Kamis, 20 Oktober 2016 | 13:00 WIB

Great Pacific Garbage Patch’ merupakan timbunan sampah mengambang dari berbagai konsentrasi di Pasifik, antara Hawaii dan California. Meskipun ukuran dan bentuk timbunan sampah terus berubah karena arus laut dan angin, survei udara baru memperkirakan bahwa timbunan telah menjangkau sejauh 3,5 juta kilometer persegi (1,35 juta mil persegi).

Tahun lalu, Ocean Cleanup yang didirikan tahun 2013 merencanakan pembersihan laut besar-besaran dalam sejarah. Mereka mengirim 30 kapal melalui timbunan sampah, dan mengambil sampel sampah. Sampel diambil untuk memahami sejauh mana mikroplastik telah tersebar.

Survei udara menunjukkan bahwa timbunan sampah jauh lebih tinggi daripada perkiraan kita selama ini. Selain itu, tampak sejumlah item-item sampah besar (lebih dari satu meter) yang selama ini diremehkan.

"Biasanya, bila Anda melakukan survei udara akan tampak lumba-lumba atau paus, dalam rekaman perjalanan," kata Boyan Slat, pendiri Ocean Cleanup. Penampakan itu menjadi salah satu tujuan survei ini, namun Slat tak menemukan apapun selain puing-puing sampah.

Survei udara menunjukkan bahwa timbunan sampah jauh lebih tinggi daripada perkiraan kita selama ini. Selain itu, tampak sejumlah item-item sampah besar (lebih dari satu meter) yang selama ini diremehkan.

Slat mengisahakan pengalaman surveinya. “Kami melihat puing-puing sampah di mana-mana. Setiap setengah detik, Anda akan melihat sesuatu (sampah). Kami harus memotretnya, tidak mungkin untuk merekam semuanya. Cukup aneh melihat banyak sampah di permukaan laut yang seharusnya murni,” kata Slat.

Mereka menemukan seribu item sampah setiap 2,5 jam dari survei. Jenis sampah yang palig banyak adalah ‘Jala Hantu’ (ghost nets), jaring ikan komersial dengan lebar 23 m hingga 50 km. Jala dirancang untuk memerangkap ikan, kura-kura, lumba-lumba, terumbu karang, bahkan burung.

Menurut sebuah laporan dari yayasan Ellen MacArthur awal tahun ini, keberadaan plastik di lautan akan lebih banyak dibandingkan jumlah ikan pada 2050. Fenomena ini akan terjadi semakin cepat jika kita tidak bertindak dari sekarang.