Beberapa ekstrak kayu manis pada makanan dapat menurunkan suhu diperut Anda, sebuah penelitian terbaru menunjukkan.
Temuan tersebut ditunjukkan pada babi yang memakan kayu manis dicampur dengan makanan mereka memiliki suhu perut lebih rendah sebanyak 2 derajat selsius daripada babi yang memakan makanan biasa. Para peneliti melakukan studi serupa dan menemukan efek yang sama.
Efek penurunan suhu atau pendinginan suhu di dalam perut nampaknya memiliki kaitan dengan penurunan asam lambung dan enzim pepsin dalam pencernaan, menurut para ilmuwan. Selain itu, efek ini juga dapat membantu meningkatkan aliran darah di sekitar dinding perut yang dapat menyebabkan peningkatkan pencernaan lebih baik bagi kesehatan usus, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Dalam penelitian yang dilakukan pada babi, para peneliti menempatkan sebanyak 12 babi ke dalam empat kelompok. Satu kelompok diberi makanan yang dilengkapi denga 5 gram kayu manis per hari, dan kelompok lain diberi makan tanpa tambahan kayu manis pada makanannya dan kemudian kedua kelompok tersebut ditempatkan di dalam ruangan dengan suhu kamar yakni 20 derajat celcius.
Kelompok ketiga diberi makanan yang dilengkapi dengan 5 gram kayu manis perhari, namun tinggal di dalam ruangan bersuhu 35 derajat celcius dan kelompok keempat ditempatkan di ruangan dengan suhu serupa namun tanpa diberikan penambahan kayu manis pada makanannya.
Efek penurunan suhu atau pendinginan suhu di dalam perut nampaknya memiliki kaitan dengan penurunan asam lambung dan enzim pepsin dalam pencernaan, menurut para ilmuwan. Selain itu, efek ini juga dapat membantu meningkatkan aliran darah di sekitar dinding perut yang dapat menyebabkan peningkatkan pencernaan lebih baik bagi kesehatan usus,
Selama percobaan dua hari, semua babi diberi makan sebanyak dua kali sehari pada pukul sembilan dan 3 sore.
Pada penelitian sebelumnya telah ditunjukkan bahwa kayu manis mungkin memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan usus. Setelah melukukan pengujian, para peneliti memberi semua babi sebuah kapsul telan berisi sensor yang dirancang untuk mengukur suhu dan kadar gas-gas tertentu seperti karbon dioksida, di perut babi. Pengukuran gas tersebut dapat digunakan untuk menilai seberapa sehat usus tersebut, kata para peneliti.
Para peneliti menemkan bahwa dalam perut babi yang hidup dalam suhu kamar dan tanpa diberi kayu manis, kadar karbon dioksida di dalam usus meningkat sekitar 21 persen pada 3 hingga 4 jam setelah makan pertama dan 8 persen setelah jam makan kedua.
Sebagai perbandingan, babi yang diberi makanan tambahan kayu manis, tingkat karbon dioksida hanya meningkat sebesar 13 persen setelah jam makan pertama dan 6 persen setelah makan kedua, menurut para peneliti.
Hal ini juga membuktikan bahwa suhu di dalam perut babi yang memakan kayu manis rata-rata bersuhu 3,6 derajat lebih dingin dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Kalantar-Zadeh seorang profesor teknik dari RMIT University of Melbourne, Australia mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi satu gram kayu manis dalam sehari dapat menunjukkan efek yang sama pada perut manusia. Namun Ia mengingatkan bahwa menurut Departemen Kesehatan , manusia dapat dengan aman mengkonsumsi enam gram kayu manis secara rutin untuk enam minggu atau kurang, dan jika mengkonsumsi dalam jumlah yang lebih besar kemungkinan akan berubah menjadi beracun.