Ekosistem Terumbu Karang nan Megah Ditemukan di Lepas Pantai Hawaii

By , Jumat, 14 Oktober 2016 | 12:00 WIB

Terumbu karang yang dangkal sering dikenal sebagai hutan hujan lautan karena mereka memiliki kehidupan dan keanekaragaman hayati. Sebagian besar mengganggap bahwa ekosistem yang berlimpah adalah ekosistem yang kaya akan sinar matahari, namun ketika menyelam lebih dalam ke zona senja, terdapat banyak hal yang tidak seperti yang dibayangkan. Para ilmuwan telah mendokumentasikan bahwa perairan dalam yang berada di lepas pantai Hawaii memiliki kekayaan yang sangat berlimpah, dan bahkan mengandung lebih banyak spesies endemik daripada tempat lain di laut.

Berkolaborasi dengan ahli geologi, ahli biologi dan botani, tim ini mampu dengan sepenuhnya menganalisis seluruh bagian dari pulau tersebut. Sementara itu, terumbu karang tersebut memiliki sekitar 17 persen spesies yang dianggap unik atau endemik, para peneliti juga menemukan bahwa di bawah 70 meter terdapat keragaman spesies 50 persen lebih banyak.

Setelah selama dua dekade mendokumentasikan perairan sekitar kepuluan yang membentang sejauh 2.590 kilometer, para ilmuwan menemukan jumlah yang mengejutkan dari keanekaragaman pada kedalaman 30 dan 150 meter. Mereka menemukan padang rumput ganggang besar yang terbentuk dari lebih  70 spesies mikoalga yang berbeda, serta daerah-daerah yang tertutup karang sebesar 100 persen. Hal tersebut juga mendukung sejumlah besar komunitas ikan dan invertebrata yang unik.

“Ini merupakan salah satu terumbu karang yang paling luas dan padat di Hawaii,” jelas seorang ahli biologi Anthony Montgomery dari US Fish and Wildlife yang ikut menulis penelitian yang diterbitkan di PeerJ, dalam sebuah pernyataan. “ini adalah hal yang sangat luar biasa untuk menemukan kelompok karang yang kaya.”

Para peneliti menggunakan banyak teknik untuk melakukan survei kedalam zona senja atau yang lebih dikenal secara resmi dengan zona karang mesofotik, termasuk kamera yang dioperasikan dari jarak jauh, kapal selam, dan bahkan menggunakan penyelam khusus dengan peralatan lengkap untuk menyelam ke dalam lautan.

“Kapal selam memang dapat pergi menyelam lebih dalam dan dapat betahan lebih lama, namun para penyelam dapat melakukan tugas-tugas kompleks untuk melakukan eksperimen dan mengumpulkan spesiemen.” Kata penulis utama Richard Pyle dari Museum Bishop.”Dengan menggabungkan keduanya secara bersama pada penyelaman yang sama, dapat membantu kita untuk mencapai tugas-tugas yang tidak dapat dilakukan oleh salah satu jenis teknologi saja.”

Berkolaborasi dengan ahli geologi, ahli biologi dan botani, tim ini mampu dengan sepenuhnya menganalisis seluruh bagian dari pulau tersebut. Sementara itu, terumbu karang tersebut memiliki sekitar 17 persen spesies yang dianggap unik atau endemik, para peneliti juga menemukan bahwa di bawah 70 meter terdapat keragaman spesies 50 persen lebih banyak. Hal ini berarti bahwa mereka mampu mendokumentasikan tingkat tertinggi endemisme yang pernah ditemukan dalam ekosistem laut.

Bidang karang pada kedalaman laut tersebut sangat luas, benar-benar menutupi seluruh area selama puluhan kilometer persegi. Kelompok terumbu karang tersebut dihuni oleh terumbu karang dari Leptoseris genus.