Berita duka datang dari kerajaan Thailand. Raja Bhumibol Adulyadej (88) mangkat pada Kamis (13/10) lalu. Seluruh rakyat Thailand berduka, mereka turun ke jalan Jum’at (14/10), mengiringi jenazah Raja Bhumibol dari rumah sakit menuju Grand Palace. Tak hanya rakyat Thailand, masyarakat internasional pun turut terguncang atas mangkatnya raja dengan takhta terlama di dunia.
Raja Bhumibol Adulyadej resmi menerima takhta kerajaan pada tahun 1946. Ia menggantikan kakaknya, Ananda Mahidol yang meninggal tertembak di tempat tidur. Dia telah bertakhta sebagai Raja Thailand ke-9 selama 70 tahun.
Bukan tanpa alasan rakyat Thailand menyayangi Rajanya. Raja Bhumibol dekat dengan rakyatnya. Ia kerap mengembangkan dan mendukung ribuan proyek, sekaligus bekerja bersama langsung dengan masyarakat pedesaan.
Pengaruh Raja Bhumibol pada politik Thailand cukup besar, meskipun ia tak terlibat secara langsung. Ia telah menyaksikan 17 kali kudeta militer. Dua kudeta dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi pada pemerintahan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra (2006) dan PM Yingluck Shinawatra (2014)
PM Thailand saat ini, Prayuth Chan-ocha dalam siaran pers televisi mengungkapkan bahwa Thailand akan menjalani masa berkabung selama setahun. Seluruh kantor publik dan institusi pendidikan harus mengibarkan bendera setengah tiang selama 30 hari. Semua saluran TV di Thailand, termasuk stasiun televisi asing telah diganti dengan siaran hitam dan putih.
Prayuth juga menegaskan bahwa Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn (64) akan naik takhta. Ia secara resmi telah diangkat menjadi putra mahkota pada tahun 1972. Kemungkinan besar, Vajiralongkorn akan menggantikan ayahnya, namun, pengangkatannya sebagai raja masih ditunda, karena masa berkabung keluarga dan negara.
Belasungkawa dari berbagai negara
Berbagai negara turut berbelasungkawa atas mangkatnya Raja Bhumibol. Salah satunya Amerika Serikat. Dilansir dari BBC, Presiden AS Barack Obama mengungkapkan duka cita atas wafatnya Raja Thailand. Menurutnya, pengabdian Raja Bhumibol tak kunjung padam demi meningkatkan kesejahteraan rakyatnya
“Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk menyapa beliau dengan sebutan Raja selama kunjungan saya ke Thailand pada tahun 2012," kenang Obama dalam suatu pernyataan.
Presiden Indonesia Joko Widodo ikut mengungkapkan belasungkawa dalam siaran pers di Istana Merdeka, Jakarta.
"Dunia kehilangan seorang pemimpin yang dekat dengan rakyatnya, pembawa kedamaian persatuan, dan kesejahteraan bagi rakyat Thailand," ujar Jokowi.
Jokowi juga mengharapkan kawasan ASEAN tetap stabil dan damai pasca wafatnya Raja Thailand.