Mengenang Junko Tabei, Perempuan Pertama yang Berhasil Mencapai Puncak Everest

By , Senin, 24 Oktober 2016 | 20:00 WIB

Junko Tabei, wanita pertama yang berhasil mencapai puncak Everest, mangkat pada usia 77 tahun pada Kamis, 20 Oktober 2016. Ia meninggal dunia akibat kanker peritoneum, yang menyerang jaringan pelapis dinding perut dan menyelubungi organ dalam perut.

Kecintaannya pada dunia pendakian membuat perempuan kelahiran 22 September 1939 ini menginjakkan kaki di puncak-puncak tertinggi dunia dan mendaki berbagai gunung lainnya, seperti Kilimanjaro di Tanzania, puncak McKinley di Amerika Serikat, dan Vinson Massif di Antartika.

Tabei menjejakkan kaki di pucuk Everest, di ketinggian 8,848 meter pada 1975. Sekitar 40 tahun sejak pendakiannya, banyak perempuan yang telah mengikuti jejaknya. Saat ini, lebih dari 400 wanita berhasil mencapai puncak Everest, termasuk pendaki perempuan termuda, Malavath Poorna, yang berusia 13 tahun ketika ia menggapai puncak, dan Lapka Sherpa, perempuan yang paling banyak mencapai puncak Everest.

Puncak Gunung Everest pertama kali dijajaki pada tahun 1953. Sejak saat itu, lebih dari 7.000 orang yang berhasil mencapai puncaknya, tetapi hanya 200 orang yang berhasil sampai puncak tanpa oksigen tambahan. Sebagian besar pendaki dibantu oleh orang-orang Sherpa, yang telah menjadi pemandu di Himalaya selama ratusan tahun.

Karir mendaki Tabei dimulai dengan mendirikan klub gunung perempuan setelah ia menamatkan pendidikan di Showa Women’s University. Bersama 14 anggota klubnya, ia melakukan ekspedisi ke Himalaya.

Junko Tabei juga merupakan perempuan pertama yang berhasil mencapai titik tertinggi dari tiap benua, yang dikenal sebagai "Seven Summits". (AP via National Geographic)

“Tahun 1970-an di Jepang, ada anggapan luas bahwa laki-laki bekerja di luar ruangan, dan perempuan harus tinggal di rumah,” ujar Tabei pada Japan Times pada 2012 silam.

Namun pandangan umum itu tak menghentikan langkahnya untuk tetap mendaki. Ia menjalani hidupnya dengan mendaki dan mempromosikan pendakian. Ia juga merupakan perempuan pertama yang berhasil mencapai titik tertinggi dari tiap benua, yang dikenal sebagai “Seven Summits”. Setelah sukses dengan pendakian Seven Summits, ia merancang target baru: mendaki gunung tertinggi di tiap-tiap negara, dan berhasil mendaki lebih dari 60 gunung.

“Saya tidak pernah merasa seperti ingin berhenti mendaki—dan tidak akan—bahkan ketika saya telah melihat orang-orang tewas dalam kecelakaan di gunung,” ujarnya.  “Tentu saja setiap kali hal itu terjadi sangat mengejutkan, tetapi hal tersebut tidak akan pernah menghentikan saya mendaki,” pungkasnya.