Pulau Salat, Rumah Baru Bagi Para Orangutan

By , Jumat, 4 November 2016 | 12:00 WIB

Setelah melalui proses yang panjang, Pulau Salat di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah berhasil mendapatkan izin dan bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membangun Kawasan Konservasi Orangutan Pulau Salat.

Yayasan BOS (the Borneo Orangutan Survival Foundation) di Nyaru Menteng saat ini telah merehabilitasi sekitar 500 ekor orangutan yang didapatkan dari hasil penyitaan dan penyelamatan yang bekerja sama dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan (BKSDA.)  Orangutan ini sedang menjalani proses panjang rehabilitiasi sebelum mereka dilepaskan kembali ke habitat asli mereka. Proses rehabilitasi membutuhkan waktu selama tujuh tahun. Berawal dari sekolah bayi dan kemudian ke tingkat yang berbeda, mirip dengan sistem sekolah pada manusia, hingga pada akhirnya Orangutan tersebut siap dikembalikan ke habitatnya. Bagian terakhir dari proses rehabilitasi ini dilakukan di pulau-pulau alami yang akan memberikan kesempatan bagi orangutan untuk hidup di lingkungan yang mirip dengan habitat alami mereka di hutan. Dalam tahap ini pula, Orangutan akan dipantau untuk memastikan mereka siap untuk dibebaskan.

Idealnya, saat ini daya tampung yang berada di Nyaru Menteng adalah sebanyak 300 ekor orangutanm sedangkan saat ini terdapat hampir 500 ekor Orangutan yang sedang direhabilitasi.  Sebagian besar dari Orangutan tersebut sudah siap di tahap pra- rilis final. Namun dari ketiga lokasi pra-rilis final, ketiganya sudah penuh dan tidak dapat menampung Orangutan tersebut. Itulah mengapa BOS Foundation membutuhkan daerah baru dengan lahan khusus yang dapat dijadikan lokasi untuk para orangutan dari tahan pra-rilis final ini. Ada sekitar 60 ekor Orangutan yang telah selesai direhabilitasi di dalam Sekolah Hutan milik Yayasan BOS dan siap untuk menempati tahap berikutnya, dengan lebih dari seratus antrian orangutan di belakang mereka.

Secara total, Pulau Salat yang berada di Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, mencakup seluas 3.419 hektar dari 655 Hektar hutan dari kebutuhan yang diperlukan oleh Yayasan BOS. Pulau Salat Nusa memiliki kecocokan dengan Hutan Alam tuh yang terisolasi dari pembangunan sepanjang tahun, tidak memiliki populasi orangutan liar, menyediakan makanan untuk orangutan yang cukup serta daya dukung yang memadai untuk membantu sejumlah Orang utan dalam beradaptasi dengan kehidupan di habitat aslinya.

Pernjanjian antara yayasan BOS dan pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang berkaitan dengan konservasi orangutan dan Habitatnya menyatakan bahwa wilayah kerja Yayasan BOS mencakup seluruh Provinsi Kalimantan Tengah. Seperti yang telah disepakati, BKSDA Kalimantan Tengah dan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, para pihak akan bekerja sama untuk merehabilitasi orangutan untuk mengembalikan mereka ke habitat asli secara layak. Untuk lebih mempersiapkan para orangutan, kawasan hutan pre-rilis final merupakan proses penting terakhir dari rehabilitasi yang dibutuhkan oleh mereka. Pulau Badak Kecil dan Badak Besar yang berada di Pulau Salat dapat mendukung hal ini serta secara signifikan membantu mempercepat seluruh proses pengenalan kembali pada orangutan. Daya dukung kedua pulau ini diperkirakan mencapai 100-200 ekor orangutan. Daerah ini juga mempunyai potensi untuk menjadi tempat perlindungan jangka panjang bagi orangutan, yang tidak mengalami kerusakan. Melalui kemitraan dengan PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), sebuah kelompok perusahaan yang memprodukso kelapa sawit, daerah ini sudah diperluas menjadi lebih dari 2.000 hektar.

Pendiri  Yayasan BOS, Dr. Ir. Jamartin Sihite mengatakan, "Kami masih memiliki kewajiban yang diharapkan dapat memenuhi Indonesia Orangutan Conservation Stratetgy dan Rencana Aksi yang ditetapkan pada tahun 2015, seharusnya tidak ada orangutan dalam pusat rehabilitasi. Kami masih menghadapi kesulitan dengan jumlah besar orangutan di pusat rehabilitasi kami, baik bagi mereka yang siap untuk dikembalikan ke habitat, dan keduanya membutuhkan kawasan hutan mirip dengan habitat alaminya. Di dalam kandang kebutuhan mereka difasilitasi, namun itu bukan tempat mereka hidup. Oleh sebab itu, Yayasan membutuhkan tempat yang cocok, terutama tempat alami yang memiliki ketersediaan makanan yang cukup, tidak ada persaingan dengan orangutan liar, dan aman dari kemungkinan eksploitasi di masa depan. Pulau Salat ideal menurut survei kami, dan Yayasan BOS memanggil semua pemangku kepentingan lingkungan, pemerintah, sektor swasta dan organisasi untuk berkomitmen dan mendukung konservasi Orangutan dan habitatnya.”

Pulau Salat dianggap cocok sebagai Kawasan Ekosistem Esensial yang terdiri dari ekosistem lahan basah, dalam hal ini, keberadaan sungai yang menyediakan fungsi penting  di lingkungan baik keanekaragaman hayati lokal dan kehidupan manusia, termasuk perlindungan DAS, hingga mengurangi risiko banjir.