Suatu fosil aneh telah ditemukan untuk pertama kalinya. Ya, fosil ini mungkin saja menjadi bukti langka cara ular berevolusi dari kadal berkaki empat. Namun, kurang dari satu tahun setelah rilis temuan, tampilan hewan tersebut sebenarnya bukan lah ular.
Awalnya, fosil 110 juta tahun yang dikenal sebagai Tetrapodophis diidentifikasi sebagai ular dengan dua pasang kaki kecil. Saat itu pula dianggap sebagai masa ular mulai keluar ke daratan. Jika benar, hewan sepanjang enam inci ini akan membawa kejelasan untuk perdebatan ilmiah mengenai apakah ular kehilangan anggota badan mereka di dalam tanah (hipotesis favorit hingga saat ini) atau air.
Analisis ulang terbaru menunjukkan bahwa Tetrapodophis bisa menjadi dolichosaurus tertua, yakni sejjenis kadal air yang hidup selama periode Cretaceous. "Fosil tidak harus berupa ular untuk menjadi menakjubkan. Itu hal yang sangat menarik dengan sendirinya," kata Mike Caldwell dari University of Alberta.
Analisis ulang terbaru menunjukkan bahwa Tetrapodophis bisa menjadi dolichosaurus tertua, yakni sejjenis kadal air yang hidup selama periode Cretaceous.
Caldwell juga ikut dalam analisis ulang fosil tersebut. "Seekor ular berkaki empat memang benar-benar luar biasa, dan kelak kami akan menemukannya. tapi bukan yang satu ini,” ujar Caldwell.
Spesimen nan licin
Analisis ulang ini dilaporkan dalam pertemuan rutin Society of Vertebrata Paleontology di Utah pada 26 Oktober lalu. Temuan analisis terbaru menandai perkembangan kontroversi yang telah berputar-putar pada analisis fosil Juli 2015, ketika pertama kali dijelaskan dalam jurnal Science.Tim yang dipimpin oleh paleontolog University of Portsmouth, David Martill mengklaim bahwa fosil merupakan tahap peralihan penting dalam evolusi ular
Pada bulan Agustus 2015, Caldwell dan kolaborator Robert Reisz dari University of Toronto Mississauga terbang ke Jerman untuk memeriksa fosil di Museum Burgermeister-Müller, sebuah museum kecil yang sebagian besar meminjamkan spesimen dari koleksi pribadi di Solnhofen.
Apa yang ditemukan Caldwell dan Reisz seringkali kontras dengan analisis asli. Misalnya, Martill mengklaim bahwa Tetrapodophis memiliki gigi yang melengkung tajam ke arah tenggorokan, suatu sifat klasik ular modern dan ular yang telah punah. Namun, ketika fosil diperiksa dengan mikroskop majemuk, mereka menemukan bahwa gigi tidak berkurva.
Sebaliknya, basis gigi berlapis di sementum, bahan tulang yang menempelkan gigi ke rahang. Caldwell mengatakan bahwa gigi tampaknya telah lepas selama fosilisasi. Caldwell berpendapat dua faktor tersebut telah menciptakan ilusi ‘gigi yang tajam melengkung’ dan melemahkan bukti temuan Martill.
"Analisis gigi dan rahang salah, tengkorak yang tidak benar ... dan Anda dapat melihat bahwa fosil memiliki serangkaian lengkap tulang antara mata dan di mana rahang ditangguhkan dari tengkorak," kata Caldwell. "Anda tidak akan menemukannya pada ular."
Dihubungi via email, Martill yang tidak hadir dalam pertemuan rutin itu tetap mempertahankan pernyataannya bahwa Tetrapodophis adalah ular.
"Caldwell sangat salah," tulisnya. "Kami, tentu saja, sempat mempertimbangkannya sebagai dolichosaurus. Namun fosil itu bukan lah dolichosaurus. Coba saja lihat.”