Arkeolog Temukan Makam Perahu Raja Mesir Kuno

By , Rabu, 9 November 2016 | 18:00 WIB

Di bawah pasir keemasan bagian barat Sungai Nil, tepat di situs suci Mesir kuno Abydos, tim arkeolog dari University of Pennsylvania baru-baru ini menemukan sebuah situs pemakaman Mesir kuno untuk perahu  raja.

Situs ini berisi kayu sisa-sisa perahu berukuran panjang 20 meter dan dinding makam yang menunjukkan 120 gambar perahu berbeda. Beberapa gambar hanya berupa garis sederhana seperti lambung kapal yang melengkung. Sementara sisanya tampak lebih rumit, dengan garis-garis yang membentuk kapal, layar dan tiangnya.

Berdasarkan penanggalan karbon, perahu ini diperkirakan dikubur di situs tersebut sekitar 3.800 tahun silam.

Makam perahu tersebut ditemukan secara tak sengaja. Ketika itu, arkeolog University of Pennsylvania sekaligus penerima hibah National Geographic Society, Josef Wegner bersama timnya tengah melakukan penggalian di makam Raja Senwosret III. Mereka kemudian menemukan situs tersebut tak jauh dari makam Senwosret III.

Awalnya, Wegner dan timnya tak tahu apa fungsi bangunan makam tersebut. “Kami cukup bingung, kami mengira bangunan itu adalah kuburan manusia. Tetapi petunjuk yang ditemukan mengindikasikan bahwa struktur ini dibangun untuk mengubur perahu kayu raksasa yang digunakan untuk upacara pemakaman raja,” kata Wegner.

Di dinding makam perahu, terdapat 120 gambar perahu berbeda. Beberapa gambar hanya berupa garis sederhana seperti lambung kapal yang melengkung. Sementara sisanya tampak lebih rumit, dengan garis-garis yang membentuk kapal, layar dan tiangnya. (Josef Wegner/University of Pennsylvania via National Geographic)

Pada periode tertentu, masyarakat Mesir kuno memang mempraktikkan penguburan perahu dalam rangkaian upacara pemakaman kerajaan. Perahu tersebut memiliki peran simbolis sebagai bentuk pelayanan kepada raja di alam akhirat.

Peneliti menduga, perahu ini merupakan bagian dari pemakaman Raja Senwosret III. Raja Senwosret III kemungkinan besar wafat di tempat lain, kemudian jenazahnya dibawa ke Abydos. Rute paling logis ialah melalui jalur sungai Nil. Wegner membayangkan, prosesi itu melibatkan perahu-perahu yang berlayar sepanjang sungai, membawa jenazah beserta iring-iringannya.

Sebagai bagian dari ritual pemakaman raja, setidaknya salah satu perahu tersebut mungkin dibawa ke daratan dan akhirnya diletakkan dalam ruang bawah tanah.

Gambar-gambar kapal yang terdapat di dinding makam menunjukkan bahwa kemungkinan, ada banyak orang yang berpartisipasi menggoreskan coretan untuk menghormati kepergian raja.

Sayangnya, tradisi penguburan perahu dalam upacara pemakaman kerajaan sepenuhnya menghilang ketika memasuki era Kerajaan Baru.