Para ilmuwan iklim dari University of Sheffield telah sepakat bahwa perubahan iklim menyebabkan efek dari aliran jet yang mungkin menyebabkan cuaca dingin ekstrim di kedua sisi Atlantik.
Penelitian terbaru yang diterbitkan pada jurnal Natural Climate Change, menemukan bahwa pola musim dingin baru-baru ini pada tahun 2014-2015 disebabkan oleh perubahan pada posisi jet stream, gelombang kecil pada air yang mengalir sekitar 9-16 km di atas permukaan bumi.
Faktor lainnya, menurut peneliti yakni adanya pemanasan Arktika. Lokasi dari musim ini bervariasi. Pada masa lalu, kedua hal antara pergerakkan aliran jet dan pemanasan Arktika berperan atas apa yang terjadi.
"Pada satu dan dua dekade, pemanasan Artik juga dapat memperkuat efek dari pola gelombang," kata Profesor Edward Hanna, salah satu pemimpin penelitian yang terlibat dalam studi ini.
"Hal itu mungkin telah berkontribusi dalam beberapa musim dingin yang ekstrim baru-baru ini di sepanjang pesisir timur Amerika Serikat, Asia Timur dan Inggris," tambahnya.
Tim meyakini bahwa penemuan mereka penting bagi masyarakat dan bisnis, karena dapat membantu memberikan peringatan dini tatkala musim dingin ekstrim melanda, sehingga masyarakat dapat mempersiapkan diri.
"Dengan meningkatkan kemampuan kita dalam memprediksi bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi jet stream akan membantu meningkatkan kemampuan prediksi jangka panjang kita dalam musim dingin di beberapa daerah dengan penduduk paling pada di dunia," kata Hanna.