Menyelamatkan Perahu-perahu Kuno Warisan Leluhur Bangladesh

By , Senin, 21 November 2016 | 16:00 WIB

Seiring pertumbuhan ekonomi yang mendorong Bangladesh ke masa depan, Runa Khan ingin memastikan negara ini mempertahankan bagian dari masa lalunya.

Sekitar 60 persen negara ini terdiri dari jaringan besar delta sungai, tak heran jika Bangladesh memiliki banyak perahu tradisional. Namun, ribuan perahu layar dari kayu, perahu dayung, tongkang dan kano yang dirancang 3.000 tahun lalu semakin menghilang, digantikan dengan perahu-perahu yang lebih cepat dan efisien.

Setelah memperbaiki perahu layar dari kayu dengan bantuan penduduk setempat yang ahli tentang kapal tradisional pada 1994 silam, Khan terpikat dengan teknologi kuno tersebut. Ia memutuskan bahwa perahu warisan Bangladesh perlu dilestarikan untuk generasi mendatang.

“Perahu kuno yang indah menghilang, dan keterampilan tukang kayu zaman dulu sekarat di depat mata Anda,” ujar Khan.

“Kita harus berjuang melestarikan apa yang akan segera menjadi tinggal kenangan.”

“Kita harus berjuang melestarikan apa yang akan segera menjadi tinggal kenangan.”

Pengerajin kapal mewariskan teknik-teknik membuat kapal dari generasi satu ke generasi selanjutnya sebagian besar melalui demonstrasi dan petunjuk lisan. Maka dari itu, Khan mulai mempekerjakan  ahli pembuat kapal kayu, pembuat layar, pembuat tali temali kapal dan pandai besi untuk membuat model kapal. Upaya ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai ahli kapal sekaligus memberi mereka pekerjaan.

Khan mulai mempekerjakan ahli pembuat kapal kayu, pembuat layar, pembuat tali temali kapal dan pandai besi untuk membuat model kapal. (Heine Pedersen/Rolex Awards via National Geographic)

“Setelah melihat model pertama dan kesuksesan yang begitu mereka nikamati, kami menyadari bahwa kami harus berbuat lebih banyak,” ujar Khan.

Sebelumnya, Khan telah mendirikan firma keamanan dan bisnis busana serta menjadi salah satu pendiri Friendship, organisasi layanan kesehatan dan sosial nirlaba  yang melayani daerah-daerah terpencil di Bangladesh.

Dengan kebangkitan keterampilan pembuatan kapal kuno, hingga saat ini sudah ada lebih dari 150 replika kapal yang berhasil dibuat. Hasil ini kemudian mendorong perkembangan Bengal Friendship Boat Museum, yang telah memulai pembangunannya di sepanjang Sungai Bangshi, dekat Savar.

“Museum ini akan menjadi tempat orang-orang dapat mengalami interaksi dengan perahu sungguhan dan melihat para tukang kayu bekerja, inilah museum hidup dengan perahu mengambang di sungai,” pungkas Khan.