Astronom Temukan Gugusan Galaksi Kerdil dari Awal Alam Semesta

By , Selasa, 29 November 2016 | 20:00 WIB

Untuk pertama kalinya, astronom berhasil menemukan populasi besar galaksi kerdil nan jauh dari Bumi. Populasi galaksi kerdil ini dapat mengungkap detail tentang periode produktif pembentukan bintang di alam semesta jutaan tahun silam.

Penelitian yang dipublikasikan di Astrophysical Journal ini mengungkap lebih luas tentang galaksi-galaksi kerdil, hingga yang paling kecil dan paling redup. Meskipun kecil, mereka sangat penting untuk memahami sejarah alam semesta.

Galaksi kerdil diyakini memainkan peran penting selama era reionisasi dalam mengubah alam semesta awal dari yang gelap, netral dan buram menjadi terang, terionisasi dan transparan.

Meskipun penting, galaksi kerdil yang jauh tetap sulit dipahami, karena mereka sangat samar dan di luar jangkauan teleskop terbaik. Ini berarti bahwa gambar saat alam semesta awal tidak lengkap.

Namun, tetap ada cara di tengah keterbatasan ini. Seperti yang telah diprediksi oleh Einstein melalui teori relativitas umum, benda besar seperti galaksi yang terletak di sepanjang garis pandang ke objek jauh lainnya, dapat bertindak sebagai lensa alami. Fenomena yang disebut pelensaan gravitasi ini menyebabkan objek di latar belakang tampak lebih terang dan besar. Oleh karena itu, teleskop-teleskop alam dapat memungkinkan kita untuk menemukan galaksi kerdil yang jauh dan tak terlihat.

Dalam studi ini, tim yang dipimpin oleh peneliti University of California mengunakan Wide Field Camera 3 pada teleskop antariksa Hubble untuk mengambil gambar tiga kluster galaksi. Mereka menemukan populasi besar galaksi kerdil yang terbentuk ketika alam semesta baru berusia antara dua hingga 6 juta tahun. Waktu kosmik ini merupakan masa-masa paling pembentukan bintang paling produktif di alam semesta.

Seperti yang telah diprediksi oleh Einstein melalui teori relativitas umum, benda besar seperti galaksi yang terletak di sepanjang garis pandang ke objek jauh lainnya, dapat bertindak sebagai lensa alami

Selain itu, tim juga memanfaatkan dara spektrostopik dari Multi-Object Spectograph for Infrared Exploration (MOSFIRE) di W.M. Keck Observatory, untuk memastikan bahwa galaksi-galaksi tersebut berasal dari periode kosmik penting tersebut.

“Galaksi-galaksi kerdil ini 10 hingga 100 kali lebih redup dari galaksi dari periode ini yang pernah diamati sebelumnya. Meski redup, galaksi ini jauh lebih banyak daripada teman-temannya yang lebih cerah,” tulis para peneliti.

Penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah galaksi kerdil berevolusi selama periode waktu yang penting ini sehingga mereka bahkan lebih melimpah di masa sebelumnya.

“Meskipun sekarang redup, galaksi kerdil menghasilkan lebih dari setengah dari sinar ultraviolet selama era produktif pembentukan bintang. Karena radiasi ultraviolet diproduksi oleh bintang panas muda, itu berarti galaksi-galaksi kerdil mengandung fraksi signifikan dari bintang yang baru terbentuk di era ini,” tulis peneliti.

Galaksi ini akan menjadi target utama dari generasi teleskop berikutnya, terutama James Webb Space Telescope, yang dijadwalkan akan beroperasi pada Oktober 2018.