Jepang meluncurkan sebuah pesawat ruang angkasa terbaru ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) pada 9 Desember silam. Selain mengirim kargo, pesawat ini juga akan menguji metode revolusioner untuk menyingkirkan sampah antariksa di ruang orbit.
Pesawat ruang angkasa tak berawak yang dinamai Kounotori 6, H-II Transfer Vehicle (HTV) keenam, diluncurkan oleh Japanese Space Agency (JAXA).
Pada pesawat ruang angkasa ini terdapat beberapa persediaan, termasuk air, suku cadang dan perlengkapan percobaan baru. Peluncuran pesawat kargo tak berawak tersebut sangat disambut baik oleh kru ISS, sebab pesawat kargo milik Rusia gagal mendarat di ISS pada tanggal 1 Desember lalu, meskipun kru ISS tidak terancam bahaya akibat kehabisan pasokan.
Setelah menyelesaikan misi kargonya, pesawat nirawak ini akan memulai percobaan di orbit bumi untuk berlatih membersihkan puing-puing di ruang angkasa.
Pesawat ini akan membentangkan tali berukuran sekitar 700 meter yang disebut Kounotori Intergrated Tether Experiment (KITE). Tali tersebut merupakan tether elektomagnetik (EDT) dan memiliki massa seberat 20 kg. Tether ini dirancang untuk menghasilkan hambatan atmosfer, menghasilkan tarikan pada pesawat ruang angkasa. Ide teknologi ini dapat digunakan pada puing-puing ruang angkasa di masa depan untuk menyeretnya keluar dari orbit.
Diperkirakan ada jutaan puing-puing berukuran kerikil, puluhan ribu puing-puing berukuran lebih besar dari bola tenis dan ribuan puing-puing dengan massa seberat 100 kg, yang tersebar di ruang angkasa. Saat ini, tak banyak hal yang bisa kita lakukan terhadap puing-puing yang sangat kecil, namun untuk puing-puing yang ukurannya lebih besar, ide semacam ini dapat digunakan untuk membantu membersihkan sampah tersebut dari orbit.
JAXA berencana untuk menjalankan eksperimennya selama sekitar satu minggu, setelah itu Kuonotori akan kembali mengorbit dan terbakar di atmosfer bumi.