Siapa yang menyangka, di balik sebuah diorama taksidermi yang dipamerkan di Carnegie Museum of Natural History, Pittsburgh, Pennsylvania terdapat tengkorak manusia sungguhan.
Saat pekerjaan restorasi dilakukan pada diorama berusia 150 tahun yang terdiri dari singa, dromedaries—unta berpunuk satu, dan penunggang berturban, CT-scan pada kepala penunggang mengungkap adanya tengkorak manusia lengkap dengan gigi sungguhan. Sebelumnya, pihak museum yakin bahwa tidak ada sisa-sisa manusia dalam diorama bertajuk Lion Attacking a Dromedary.
Diorama yang selesai direstorasi itu kembali dipajang pada 28 Januari, di tengah dugaan tentang bagaimana tengkorak bisa sampai di sana dan perdebatan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Naturalis Prancis, Edouard Verreaux, yang bekerja bersama saudara lelakinya dalam kelompok berjuluk Maison Verreaux, mendadak terkenal karena mengubah seorang anggota suku Afrika menjadi potongan taksidermi ini pada 1830. Ia Merekonstruksi diorama ini pada pertengahan 1.800-an. Karyanya tersebut singgah dari satu museum ke museum lain sebelum akhirnya Museum Carnegie mendapatkannya pada tahun 1989 dari American Museum of Natural History di New York City.
Selama restorasi, para konservator menemukan bahwa banyak tulang belulang yang masih utuh di dalam taksidermi hewan. Mereka juga menemukan bahwa manekin manusia sebagian besar terbuat dari bahan sintetis—tetapi tidak seluruhnya.
Setelah menemukan tengkorak, pihak museum berdebat bagaimana menindaklanjutinya. Untuk mengembalikan tengkorak itu ke makam asalnya akan menjadi hal yang sulit, karena tidak ada catatan dari akuisisi tengkorak. Verreaux bersaudara diketahui telah memalsukan informasi pada beberapa proses akuisisi untuk meningkatkan harga jual karya mereka.
Asisten kurator sains dan penelitian di Museum Carnegie, Erin Peters, mengatakan bahwa tes DNA pada tengkorak tersebut kemungkinan juga tidak dapat memberikan bukti tentang asal-usul yang meyakinkan.
“Kami tidak bisa memulangkan (sisa-sisa manusia) dengan informasi yang ada sekarang, tetapi kami berharap dapat melanjutkan penelitian, terutama dengan sumber daya arsip Prancis, yang dapat memberi beberapa wawasan baru tentang sejarah diorama ini,” katanya.
Kecenderungan Verreaux bersaudara untuk melebih-lebihkan informasi juga telah menyebabkan kekhawatiran tentang bagian-bagian lain dalam pameran tersebut. Para ilmuwan telah mengambil sampel DNA dari “singa barbar” dengan harapan dapat mengkonfirmasi keberadaan hewan taksidermi, yang pada kenyataannya, merupakan contoh dari kucing besar yang telah punah.