Kesepian Mengganggu Proses Penyembuhan Kanker Payudara

By , Jumat, 23 Desember 2016 | 08:00 WIB

Dalam beberapa tahun setelah pengobatan kanker payudara, wanita yang tidak memiliki ikatan sosial kuat lebih berisiko terkena kanker kembali atau bahkan meninggal dibandingkan dengan wanita yang memiliki teman dan mendapat dukungan dari orang terdekatnya. Demikian kesimpulan studi dalam jurnal Cancer yang meninjau data dari hampir 10.000 pasien kanker payudara.

“Hal ini menunjukkan bahwa pasien kanker payudara dengan ikatan sosial yang lebih besar memilliki risiko kematian lebih rendah secara keseluruhan,” kata pemimpin penelitian, Candyce Kroenke.

Direktur strategis di penelitian kesetaraan kesehatan American Cancer Society, Kassandra Alcaraz, menuturkan bahwa hubungan sosial penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia..

“Memiliki hubungan sosial dapat memberikan kita akses bantuan. Misalnya, seorang teman dapat mengantarkan Anda ke dokter, dapat diajak berbicara mengenai kekhawatiran Anda atau bahkan mempermudah Anda menemukan pihak yang dapat membantu mengatasi kanker,” katanya.

Selain itu, kata Alcaraz, kesejahteraan sosial berkorelasi dengan kesejahteraan fisik. Memiliki hubungan dengan orang lain dapat membantu mengurangi stres dan depresi serta dapat meningkatkan kesehatan.

“Kita perlu memikirkan kesehatan dengan cara yang lebih luas. Pengaruh sosial bisa sama pentingnya dengan faktor risiko lainnya seperti obesitas dan merokok,” tambahnya.

Dalam penelitian ini, para peneliti melihat hubungan sosial para wanita dalam dua tahun setelah ia didiagnosis dengan kanker payudara untuk melihat bagaimana teman-temannya, pasangan, kerabat atau kelompoknya dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya.

“Temuan kami menunjukkan bahwa ada pengaruh yang menguntungkan dari ikatan sosial antar wanita pada hasil kanker payudara, termasuk ketika penyakit tersebut kambuh,” kata Kroenke.

Menurut Alcaraz, para dokter dan petugas kesehatan lainnya juga bertanggung jawab membantu para pasien untuk terhubung dengan dukungan dari kelompok dan program lainnya sehingga mereka tidak terisolasi secara sosial.

“Hubungan sosial memiliki manfaat kesehatan yang positif, dan perilaku terisolasi dari kegiatan sosial dapat merugikan kesehatan,” pungkasnya.